Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diumumkan Siang Ini, Banyak Pihak Prediksi Pertumbuhan Negatif

Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diumumkan Siang Ini, Banyak Pihak Prediksi Pertumbuhan Negatif
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Rabu, 5 Agustus 2020 11:54 WIB

Terasjabar.id - Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini, Rabu (5/8/2020).

Banyak pihak memperkirakan ekonomi bakal mengalami pertumbuhan negatif (resesi ekonomi).

Perkiraan ini tak terlepas dari dampak Pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi, ekonomi RI akan tertekan ke titik -4,3 persen.

"Jadi kita ekspektasi kuartal II itu kontraksi. Saya sampaikan di sini (rentang kontraksi antara) minus 3,5 persen sampai minus 5,1 persen. Titik poin (nilai tengah) minus 4,3 persen," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Gedung DPR RI, Rabu (15/7/2020).

Sama dengan Sri Mulyani, Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan mengalami tekanan dengan tumbuh negatif antara 4 persen hingga 4,8 persen.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan, proses pemulihan ekonomi RI akan berlangsung sangat lambat atau berbentuk huruf U (U-shape) karena tengah menghadapi masa-masa yang sangat sulit.

"Kuartal II, Kemenkeu (memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia) negatif 4 persen. (Proyeksi) BI kurang lebih angkanya sama, antara 4 persen sampai 4,8 persen. Itu range kita. Dengan U-shaped recovery, (pemulihan) relatif lambat," ujar Destry dalam konferensi video di Jakarta, Senin (20/7/2020).

Sementara itu, Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 terkontraksi 4,72 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Banyak penyebab yang membuat ekonomi tertekan, seperti konsumsi rumah tangga yang menurun, indeks kepercayaan konsumen menurun, penjualan mobil dan motor terkontraksi, serta PMTB diperkirakan tumbuh negatif.

Bakal resesi?

Minusnya pertumbuhan ekonomi RI diyakini masih akan berlanjut pada kuartal III-2020. Secara teknikal, bila ekonomi pada kuartal III kembali mencatatkan pertumbuhan negatif, RI masuk ke jurang resesi.

Fenomena ini merupakan yang pertama kalinya sejak krisis tahun 1998.

Secara tak langsung, pemerintah sudah mengindikasikan Indonesia bisa masuk ke jurang resesi pada kuartal III-2020, menyusul negatifnya pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi atau minus sejak kuartal II-2020.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan, proses pemulihan ekonomi RI akan berlangsung sangat lambat atau berbentuk huruf U (U-shape) karena tengah menghadapi masa-masa yang sangat sulit.

"Kuartal II, Kemenkeu (memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia) negatif 4 persen. (Proyeksi) BI kurang lebih angkanya sama, antara 4 persen sampai 4,8 persen. Itu range kita. Dengan U-shaped recovery, (pemulihan) relatif lambat," ujar Destry dalam konferensi video di Jakarta, Senin (20/7/2020).

Sementara itu, Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 terkontraksi 4,72 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,8 persen pada kuartal II-2020. Adapun pada kuartal III-2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa minus 1 persen atau tumbuh 1,2 persen.

Sementara itu, Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri meyakini Indonesia akan mengalami resesi.

Dari hitung-hitungannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh minus pada kuartal II-2020 dengan kisaran minus 2,8 persen hingga minus 3,9 persen.


(Tribunjabar.id)

Negatif Ekonomi Indonesia


Loading...