Kantor Cabang Dinas Pendidikan wilayah IV Jawa Barat Menargetkan Ratusan SMA/SMK di Cianjur akan Mulai Belajar Tatap Muka, Pertengahan Agustus

 Kantor Cabang Dinas Pendidikan wilayah IV Jawa Barat Menargetkan Ratusan SMA/SMK di Cianjur akan Mulai Belajar Tatap Muka, Pertengahan Agustus
(Merdeka.com/Arie Basuki : Google)
Editor: Epenz Hot News —Rabu, 5 Agustus 2020 09:33 WIB

Terasjabar.id - Kantor Cabang Dinas Pendidikan wilayah IV Jawa Barat menargetkan 120 SMA/SMK sederajat di wilayah Cianjur akan menggelar kembali proses belajar mengajar secara tatap muka pertengahan Agustus 2020. Tentunya kegiatan belajar mengajar ini akan menerapkan protokol kesehatan ketat serta sejumlah tahapan dan persiapan yang harus terpenuhi.

"Tahapan dan persiapan akan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah, sebagai upaya memastikan siswa yang kembali masuk sekolah aman dan terhindar dari virus berbahaya," kata Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan wilayah IV Jabar, Ester Miory seperti dilansir dari Antara, Rabu (5/8).

Ester menjelaskan, 120 sekolah SMA/SMK sederajat tersebut tersebar di 18 kecamatan yang masuk dalam zona hijau penyebaran Covid-19. Jumlah tersebut dapat berkurang sesuai dengan status terakhir masing-masing wilayah, atau sesuai target awal sebanyak seratusan lebih.

Sementara sisanya, 158 sekolah SMA/SMK sederajat yang sebagian besar terletak di wilayah utara dari Kota Cianjur, masih harus menunggu. Alasannya status wilayah mereka masih masuk dalam zona rawan penyebaran.

Bagi sekolah yang sudah dapat melakukan proses belajar mengajar secara tatap muka, ucap dia, harus menyediakan sejumlah sarana dan prasana penunjang protokol kesehatan, seperti menyediakan tempat cuci tangan, membagi jadwal masuk siswa agar tidak terjadi kerumunan.

"Siswa dan guru diharuskan menggunakan alat pelindung diri mulai dari masker, pelindung wajah dan cairan pembersih tangan. Rencananya untuk masker dan pelindung wajah akan disediakan dari dana bantuan sekolah, namun masih dikaji," terang Ester.

Termasuk, dia menambahkan, untuk guru akan dibatasi hanya yang berusia di bawah 45 tahun dan sebelumnya harus menjalani tes cepat untuk mengetahui kondisi kesehatannya, sedangkan guru yang usianya di atas 45 tahun tetap menjalani proses mengajar secara daring.

"Harapan kami pada saat pelaksanaan tidak ada kendala dan proses belajar mengajar dapat berjalan normal seiring penerapan adaptasi kebiasaan baru dan new normal. Kami tinggal menunggu arahan dari Kepala Disdikbud Jabar, sebelum pelaksanaan dilakukan," tutupnya.

Disadur dari Merdeka.com 

Pandemi Virus Corona Kantor Cabang Dinas Pendidikan wilayah IV Jawa Barat SMA/SMK KBM Tatap Muka


Loading...