Diduga dari Bahan Peledak Tingkat Tinggi, 70 Orang Lebih di Beirut Lebaon Dinyatakan Tewas

Diduga dari Bahan Peledak Tingkat Tinggi, 70 Orang Lebih di Beirut Lebaon Dinyatakan Tewas
Liputan6.com
Editor: Malda Hot News —Rabu, 5 Agustus 2020 08:46 WIB

Terasjabar.id - Sebanyak 70 orang dilaporkan meninggal dunia akibat ledakan besar yang terjadi di Ibu Kota Lebanon, Beirut, Selasa (4/8/2020).

Sementara itu, menurut laporan CNN Live Updates, korban tewas akibat ledakan besar mencapai 78, kata menteri kesehatan Lebanon kepada Reuters.

"Ada banyak orang yang hilang sampai sekarang. Orang-orang bertanya kepada departemen darurat tentang orang-orang yang mereka cintai dan sulit untuk mencari di malam hari karena tidak ada listrik."

Dikutip dari BBC, ada lebih dari 4.000 orang terluka akibat insiden ini menurut pernyataan Menteri Kesehatan. 


Video menunjukkan asap yang mengepul karena api, tidak lama kemudian muncul ledakan besar menyerupai bentuk jamur di dekat pelabuhan Beirut.

Pemerintah menduga ledakan tersebut diakibatkan bahan peledak tinggi yang disimpan di gudang selama enam tahun.

Dalam cuitannya, Presiden Michel Aoun mengatakan insiden ini tidak bisa diterima lantaran ada 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara serampangan.

Investigasi kini sedang dilakukan untuk mengungkap pemicu ledakan.

Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon mengatakan akan bertanggung jawab dan menerima hukuman atas insiden ini.

Rumah sakit kewalahan karena banyaknya korban dan ledakan membumihanguskan gedung-gedung.

Presiden Aoun mengumumkan masa berkabung selama tiga hari, dan mengatakan pemerintah akan mengeluarkan 100 miliar lira (Rp 959,2 miliar) dana darurat.

Seorang jurnalis BBC di tempat kejadian melaporkan adanya korban meninggal dan kerusakan parah di pelabuhan Beirut.

Perdana Menteri Hassan Diab menilai kejadian ini sebagai malapetaka dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.

Lebih lanjut dia membahas gudang berbahaya yang ada sejak 2014 silam.

Media lokal melaporkan orang-orang yang terjebak di bawah puing-puing bangunan.

Seorang saksi mata menggambarkan ledakan pertama itu memekakkan telinga, dan rekaman video menunjukkan mobil yang rusak dan bangunan yang hancur akibat ledakan.

"Semua bangunan di sekitar sini runtuh. Saya berjalan melalui kaca dan puing-puing di mana-mana, dalam kegelapan," ujar seorang saksi mata di dekat pelabuhan kepada AFP.

Ledakan itu terdengar hingga 240 km (150 mil) jauhnya di pulau Siprus di Mediterania timur.

Ledakan terjadi di tengah krisis ekonomi yang memicu perpecahan di Lebanon.

Ketegangan juga tinggi menjelang putusan hari Jumat dalam persidangan atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri pada 2005.

Kapal UNIFIL yang Berlabuh Rusak 

Sebuah kapal gugus tugas UNIFIL yang berlabuh di pelabuhan Beirut rusak dan beberapa penjaga perdamaian angkatan laut UNIFIL terluka.

Beberapa mengalami luka serius dalam ledakan besar di ibukota Libanon, jelas Pasukan PBB Sementara di Lebanon dalam pernyataannya Selasa (4/8/2020).

"UNIFIL membawa para penjaga perdamaian yang terluka ke rumah sakit terdekat untuk perawatan medis," kata pernyataan itu, dikutip dari Reuters.

UNIFIL saat ini sedang menilai situasi, termasuk skala dampak pada personil UNIFIL, dan siap untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada pemerintah Lebanon. (*)

(Tribunjabar.id)


Lebanon Ledakan Bom Beirut Hassan Diab Petasan Amonium Nitrat


Loading...