BEGINI Kisah Awal Mula Puasa Arafah, Lewat Mimpi Nabi Ibrahim AS Allah SWT Menguji Keimanan dan Ketakwaan

BEGINI Kisah Awal Mula Puasa Arafah, Lewat Mimpi Nabi Ibrahim AS Allah SWT Menguji Keimanan dan Ketakwaan
Tribunjabar.id
Editor: Malda Life Style —Rabu, 29 Juli 2020 14:08 WIB

Terasjabr.id - Umat muslim, besok akan melaksanakan puasa Arafah Dzulhijjah 1441 H.

Tak sedikit yang bertanya-tanya dari mana awal mula puasa Arafah tersebut?

Oleh karena itu, sebelum melaksanakannya ada baiknya ketahui dulu kisahnya.

Pelaksanaan puasa sunnah di bulan Dzulhijjah ini memiliki kisah atau asal-usul di baliknya.

tribunnews
Ribuan umat Islam shalat berjamaah di Masjid Namira, Padang Arafah, dekat kota suci Mekah, Saudi Arabia, 23 September 2015. Umat Islam berkumpul di Padang Arafah pada puncak ibadah haji, tepatnya 9 Dzulhijjah pada penanggalan Islam. (AFP PHOTO / MOHAMMED AL-SHAIKH /KOMPAS.com)

Sejarah puasa Arafah berawal dari kisah Nabi Ibrahim AS yang mendapat mimpi luar biasa.

Kala itu beliau mendapat wahyu dan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putra tercintanya, Nabi Ismail AS.

Tentu saja mimpi tersebut sempat membuat Nabi Ibrahim AS bimbang dan gamang.

Mimpi tersebut datang di tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.

Inilah juga yang merupakan ujian keimanan, ketakwaaan dan pengorbanan bagi Ibrahim.

Di satu sisi sebagai Nabi, beliau tahu betul mimpi yang datang itu adalah wahyu dari Allah SWT.

Artinya perintah dalam mimpi tersebut harus dilaksanakan.

Di satu sisi sebagai seorang ayah ia harus rela mengorbankan putra tercintanya.

Nabi Ismail adalah putra yang dinanti-nantikan Nabi Ibrahim bertahun-tahun lamanya.

Kendati begitu, keyakinan Nabi Ibrahim AS akhirnya mematuhi perintah Allah SWT bulat pada 9 Dzulhijjah.

Hari keyakinan Nabi Ibrahim AS itulah kemudian disebut hari Arafah.

Beliau pergi ke Makkah menyampaikan perintah Allah SWT kepada putranya, Nabi Ismail AS.

Tanpa rasa ragu, Nabi Ismail AS justru rela mengorbankan jiwanya untuk memenuhi perintah Allah SWT.

Hingga tiba waktu penyembelihan itu terjadi tepat di tanggal 10 Dzulhijjah.

Hal luar biasa pun terjadi, proses penyembelihan itu gagal.

Kemudian turun wahyu Allah SWT berfirman dalam Surat Ash Shaaffat: 104-106.

وَنَٰدَيْنَٰهُ أَن يَٰٓإِبْرَٰهِيمُ

Artinya: "Dan Kami panggilah dia: "Hai Ibrahim"

قَدْ صَدَّقْتَ ٱلرُّءْيَآ ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْبَلَٰٓؤُا۟ ٱلْمُبِينُ

Artinya: "Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata."

Demikian Allah SWT menggagalkan dan mengganti penyembelihan tersebut.

Sebagai gantinya Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya.

Kisah lengkapnya diceritakan dalam Al Quran Surat Ash Shaaffat: 100-113.

Kisah Nabi Ibrahim AS inilah menjadi syariat dalam pelaksanaan kurban dan haji.

Termasuk puasa Arafah setiap tanggal 9 Dzulhijjah.

Namun perlu diketahui, pelaksanaan puasa Arafah tidak berlaku bagi jemaah yang sedang melaksanakan ibadah haji.

tribunnews
Wukuf di Arafah. (infohaji.co.id)

Bagi mereka yang berhaji melaksanakan wukuf di padang Arafah tidak disunnahkan puasa Arafah.

Puasa Arafah dilaksanakan di hari Arafah bukan ketika wukuf di padang Arafah.

Hukum amalan puasa Arafah yaitu sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan bagi kaum muslimin yang tidak sedang berhaji.

puasa Arafah menjadi lebih istimewa karena Allah membanggakan para hamba-Nya yang sedang berkumpul beribadah di Arafah, tempat di hadapan para Malaikat.

Oleh karena itu, kaum muslimin yang tidak sedang berwukuf di Arafah pun disyariatkan beribadah sebagai gantinya berpuasa satu hari saat kaum muslimin yang berhaji berwukuf di Arafah.

Saking luar biasanya keutamaan puasa Arafah ini, bagi kaum muslim yang meninggalkannya atau tidak mengerjakan dinilai akan mendapatkan rugi.

Keutamaan mengerjakan puasa Arafah dapat menghapus dosa tak hanya satu tahun saja tapi dapat menghapus dosa tahun sebelum dan tahun sesudahnya.

Berikut ini 3 hadits shahih yang menjelaskan keutamaan puasa Arafah.

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

Rasulullah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda:
“Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim).

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ إِنِّى أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

Puasa hari Arafah, sesungguhnya aku berharap kepada Allah, Dia menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ غُفِرَ لَهُ سَنَةٌ أَمَامَهُ وَسَنَةٌ بَعْدَهُ

Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka ia diampuni dosa-dosanya setahun yang di depannya dan setahun setelahnya. (HR. Ibnu Majah; shahih).

Nah, itulah awal mula atau sejarah puasa Arafah yang berpijak dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

Jangan lupa, besok 9 Dzulhijjah umat muslim dianjurkan puasa Arafah.

Berikut bacaan niat puasa Arafah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya: "Saya Niat Puasa Sunnah Arafah karena Allah."


(Tribunjabar.id)

Puasa Arafah Ramadhan Qadha Dzulhijjah Tarwiyah


Loading...