BMKG Yogyakarta Menyembutkan Sejumlah Wilayah di Daerah di DIY Berstatus Siaga Kekeringan

BMKG Yogyakarta Menyembutkan Sejumlah Wilayah di Daerah di DIY Berstatus Siaga Kekeringan
Ilustrasi (Antara : Google)
Editor: Epenz Hot News —Selasa, 21 Juli 2020 12:49 WIB

Terasjabar.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebutkan sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta berstatus siaga terhadap potensi bencana kekeringan meteorologis. BMKG mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak kekeringan ini terhadap sektor pertanian dan lingkungan.

"Status siaga karena telah mengalami 31 sampai 60 hari tanpa hujan (HTH) dan prospek peluang curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter per dasarian," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum di Yogyakarta, Selasa (21/7/2020).

Dia menjelaskan kekeringan meteorologis disebabkan berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam jangka waktu yang panjang. Waktunya bisa bulanan, dua bulanan, atau lebih.

Etik menyebutkan sejumlah wilayah di DIY yang saat ini berstatus siaga kekeringan adalah Kecamatan Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Pajangan, Piyungan, Pleret, Pundong, Sanden, Sewon, Srandakan (Kabupaten Bantul).

Selain itu, Tegalrejo, Umbulharjo (Kota Yogyakarta), Rongkop (Gunungkidul), Galur, Kokap, Lendah, Panjatan, Pengasih (Kulon Progo), serta Berbah, Depok, Gamping, Kalasan, Seyegan (Sleman).

Selain itu, kata dia, sejumlah daerah lainnya di DIY ditetapkan berstatus waspada atau telah mengalami 21-30 HTH dengan prospek peluang curah hujan rendah kurang dari 20 milimeter per dasarian. Daerah tersebut yakni Kecamatan Pandak (Kabupaten Bantul), Girisubo, Panggang, Purwosari, Tanjungsari, Tepus (Gunungkidul) dan Kecamatan Girimulyo Kalibawang, Sentolo (Kulon Progo), dan Cangkringan, Godean, Minggir, Mlati, Moyudan, Ngaglik (Sleman).

"Dampaknya mulai dari berkurangnya pasokan air pada lahan pertanian, meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan serta berkurangnya sumber air untuk kebutuhan rumah tangga," katanya.

Berdasarkan hasil monitoring terhadap perkembangan musim kemarau, menunjukkan seluruh wilayah DIY sudah memasuki musim kemarau. Sementara, puncak musim kemarau diprakirakan pada Agustus 2020.

"Secara normalnya awal musim hujan DIY dimulai pada pertengahan Oktober hingga awal November," kata Etik Setyaningrum.

Disadur dari iNews.id

BMKG Yogyakarta Bencana Kekeringan Sektor Pertanian dan Lingkungan


Loading...