Perjuangan Seorang Ibu di Tangerang, Pinjam HP dan Ngutang Beli Kuota Agar Anak Bisa Belajar Online

Perjuangan Seorang Ibu di Tangerang, Pinjam HP dan Ngutang Beli Kuota Agar Anak Bisa Belajar Online
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Kamis, 16 Juli 2020 12:42 WIB

Terasjabar.id - Perjuangan sangat berat harus dijalani Ida (45) agar anaknya bisa belajar secara online.

Warga RT 3/4, Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang ini harus pinjam uang ke sana sini agar anaknya bisa belajar secara daring.

Ida mempunyai anak bernama Nurhisma.

Ia duduk di kelas 2 SMPN 22 Kota Tangerang.

Mereka tak punya telepon pintar untuk mengikuti proses belajar secara daring.

Karenanya, untuk belajar, Nurhisma meminjam telepon temannya.

"Enggak punya HP, pinjam HP temannya. Beliin pulsa untuk internetnya itu juga pinjam uang," ujar Ida saat dijumpai Wartakotalive di kediamannya, Rabu (15/7/2020).

Saban hari Ida mengumpulkan plastik bekas untuk dijual.

Dalam sehari ia mendapatkan Rp 20.000 dari hasil menjual plastik sampah itu.

"Suami saya pemulung, kalau enggak kayak gini dapat uang dari mana lagi?"

"Hitung - hitung bantu suami cari uang," ucapnya.

Ida dan keluarganya tinggal di rumah petakan dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing.

Rumah yang ditinggalinya ini milik mertuanya.

"Kalau beli pulsa, kami belum dapat bantuan dari pemerintah," ucap Ida.

Kisah Ida ini juga membuat tetangganya sedih.

Eka (48), salah satu tetangga, kerap meminjamkan uang kepada Ida.

"Memang pinjam uang, biasanya Rp 50.000 ya dikasih saja. Kadang juga mau nangis lihatnya. Kasihan kalau sampai pinjam ke rentenir kan," ujar Eka.

Kemarin, Ida (45) tampak sibuk di lapak pemulung dekat rumahnya.

Suaminya bernama Mahdi (46), bekerja sebagai pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Kota Tangerang.

Pasangan suami istri ini mempunyai 2 anak. Anak bungsunya masih berusia 4 tahun.

Sedangkan anak pertama diberi nama Nurhisma.

Nurhisma saat ini duduk di kelas 2 SMPN 22 Kota Tangerang.

"Anak saya enggak punya HP (handphone). Jangankan beli HP, beli beras saja susah," ujar Ida.

Saat pandemi seperti ini, proses belajar mengajar melalui online diterapkan pemeritah.

Nurhisma pun terkadang kesulitan mengikutinya lantaran tak mempunyai gadget.

"Anak saya paling kalau belajar ke rumah temannya," ucap Ida.

Ida menyebut buah hatinya itu sering kali mendatangi rumah teman sekolahnya.

Nurhisma meminjam ponsel temannya itu untuk mengikuti pembelajaran daring.

"Paling ngeluarin duit untuk bantu pulsa buat internet ke temannya," katanya.

Menurutnya, saat ini belum tersentuh bantuan pemerintah, khususnya dalam proses belajar mengajar online ini.

"Belum dapat bantuan pulsa. Saya sehari kumpulin plastik dapat Rp 20.000."

"Kalau suami saya juga pendapatannya enggak nentu karena pemulung," ujar Ida.

Sejak Maret lalu, semua sekolah hingga perguruan tinggi memberlakukan pembelajaran jarak jauh, alias belajar dari rumah.

Pandemi Virus Corona atau Covid-19 membuat proses pembelajaran jarak jauh jadi satu-satunya opsi.

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, pembelajaran jarak jauh tetap akan diberlakukan meski pandemi Covid-19 berakhir.

Hanya sekolah di zona hijau yang boleh beroperasi.(Tribunjabar.id)



Tangerang HP Kuota Belajar Online


Loading...