Dede Amar : Hormati Guru Sayangi Teman Guru Honorer

Dede Amar : Hormati Guru Sayangi Teman Guru Honorer
Editor: Malda Teras Kuningan —Jumat, 10 Juli 2020 15:50 WIB

Terasjabar.id - Mari kita bersama-sama menciptakan PGRI yang bermartabat sesuai program PGRI Jabar "Hormati Guru Sayagi Teman". Tetaplah semangat meski terganggu dengan merebaknya pandemi Covid-19. Demikian ditegaskan Ketua PGRI Provinsi Jawa Barat Drs. H. Dede Amar, M.M.Pd dihadapan peserta Konferensi ke XXII PGRI Kab Kuningan di Hotel de'Jeihan Sangkanurip Kamis (09/07-2020)


Sudah saatnya kita menghormati rekan-rekan guru dan sayangi mereka dengan cara memperhatikan para guru, khususnya guru yang statusnya masih honorer, dan yang sangat menghawatirkan adalah kesejahteraan guru belum merata, banyak guru honorer yang gajinya sangat rendah, ungkap Dede. PGRI yang mewadahi para guru dari tingkat SD sampai SMA/SMK keluhan mereka ini akan diajukan kepada Wali Kota atau Bupati hingga ke Gubernur Kalau bangsa ini mau maju maka pendidikan harus diperhatikan dan ditingkatkan" imbuh Dede.

Dede berharap PGRI di bawah kepemimpinanya supaya bermanfaat bagi para gurunya yang dinaunginya serta akan mendorong terus apa yang diharapkan para guru yakni kesejahteraannya terutama bagi para guru honorer. Harapan kami kedepan menjadikan guru yang bermartabat dan sejahtera sebab jika pendidikan maju tentu bangsa menjadi hebat dan kami ingin melahirkan ” Generasi Emas Tahun 2045 ” bisa terwujud, pungkasnya.


Sementara itu, Bupati Kuningan H Acep Purnama, megapresiasi konferensi PGRI menerapkan protokol kesehatan. Semua sektor kehidupan terdampak oleh corona virus. "Sejak tahun 2018, pendidikan Indonesia menghadapi tantangan global yang disebut Revolusi Industri 4.0. Ilmu pendidikan selalu berkembang seiring dengan lajunya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, budaya, maupun tuntutan dan ekspektasi masyarakat. Kuantitas dan kualitas seorang guru akan berimbas pada kualitas peserta didik. Guru harus mengikuti perkembangan (updating skills) pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru harus mempunyai bekal pengetahuan berbagai hal tentang konsep pembaharuan dalam pendidikan, tentang paradigma pembelajaran terkini (Technology based, Scientific approach) agar dapat menjadi agent of change ketika menjadi pengajar , pendidik atau pengelola yang inovatif dan motivatif di era Revolusi Indsutri 4.0." tandas Acep.


 "Guru di era sekarang ujar Acep, harus memiliki keterampilan dalam Literasi Baru, yang terdiri dari literasi digital, literasi teknologi dan literasi manusia. Literasi Baru akan membuat guru kompetitif. Literasi digital terkait dengan kemampuan membaca, menganalisis dan membuat konklusi berpikir berdasarkan data dan informasi (big data) yang diperoleh.Literasi teknologi terkait dengan kemampuan memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi dan bekerja berbasis produk teknologi untuk mendapatkan hasil maksimal. Literasi manusia terkait dengan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Kemampuan literasi baru ini menjadi modal bagi guru untuk bisa menghadirkan pembelajaran yang lebih variatif, tidak monoton hanya bertumpu pada satu metode pembelajaran yang bisa saja membuat para peserta didik tidak berkembang".


Acep berharap seorang guru diharapkan jangan pernah berhenti belajar (never stop learning).

Namun, ada hal-hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi, yaitu ketulusan, kejujuran, dan "hati" dari seorang guru. Peran guru secara utuh sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, "orang tua" di sekolah tidak akan bisa digantikan sepenuhnya dengan kecanggihan teknologi. Karena sentuhan seorang guru kepada para peserta didik memiliki kekhasan yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang ataupun digantikan oleh teknologi. (H WAWAN JR)

Guru dede amar teman


Loading...