Deputi Bidang Pencegahan BNPB Siapkan 7 Langkah Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Erupsi Merapi saat Pandemi Covid-19

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Siapkan 7 Langkah Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Erupsi Merapi saat Pandemi Covid-19
(Dok Humas BNPB Via iNews.id)
Editor: Epenz Hot News —Jumat, 10 Juli 2020 12:51 WIB

Terasjabar.id - Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengunjungi sejumlah desa di kawasan rawan bencana (KRB) III pada Rabu (8/7/2020). Usai peninjauan, Lilik memaparkan tujuh langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana erupsi Gunung Merapi.

Lilik menjelaskan, sebelumnya BNPB telah bersurat pada tanggal 7 Juli 2020 meminta kepada BPBD DIY dan Jawa Tengah untuk berkoordinasi dengan dinas dan lembaga tertentu terkait perkembangan Gunung Merapi. Semua jajaran diminta kesiapsiagaan bencana erupsi di masa pandemi Covid-19.

Dia menuturkan, di DIY dan Jateng daerah yang berpotensi terdampak yakni Kabupaten Sleman, Klaten, Kota Magelang dan Boyolali. Adaupun tujuh langkah yang perlu dilakukan saat menghadapi erupsi Gunung Merapi yakni permata sosialisasi dan edukasi terkait kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana erupsi gunung api.

Kedua, melakukan pengecekan jalur evakuasi dan rambu peringatan dini bencana, menyiapkan tempat evakuasi, dan menyiapkan persediaan logistik. Ketiga, melakukan koordinasi dengan dinas terkait (BPPTKG dan Pos Pengamatan Gunung Merapi) untuk mendapatkan pembaharuan informasi potensi ancaman bencana erupsi gunungapi dan bahaya sekunder yang mungkin terjadi, seperti banjir lahar dingin dan hujan abu vulkanik.

Keempat, melakukan koordinasi dengan dinas dan lembaga/organisasi terkait (Dinas Kominfo, RAPI, Orari, Senkom, Dinas Pariwisata, Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah) dalam penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya erupsi gunungapi sampai kepada masyarakat. Kelima, melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat terkait data ODP dan Rumah Sakit yang berada di KRB gunung api berisiko tinggi dan menyiapkan tempat khusus bagi evakuasi ODP/PDP sehingga terpisah dengan masyarakat yang sehat.

Di tengah pandemi Covid-19, langkah keenam yakni penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi sesuai protokol kesehatan. Warga harus penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir serta menjaga kebersihan.

“Jika diperlukan dapat menetapkan status siaga darurat, mengaktifkan rencana kontingensi, serta mendirikan pos komando siaga darurat bencana,” katanya dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo meminta BPBD Kabupaten Klaten melakukan simulasi kebencanaan di tengah pandemi. Kegiatan simulasi untuk melatih dan menjamin keamanan warga ketika evakuasi atau pun saat mengungsi. Hewan ternak milik warga juga harus ikuut diungsikan.

Ganjar mengatakan, tingkat kesadaran bencana masyarakat di tiga wilayahnya sangat baik. Namun, yang jadi catatan saat ini kondisi masih dalam masa pandemi.

"Kalau warga sebenarnya sudah siap, cuma ini kan suasananya lagi Covid-19. Harus ada latihan evakuasi. Juga harus ada tambahan tenaga medis yang bisa menjelaskan ini ke masyarakat saat mengungsi. Juga desa paseduluran sudah siap juga," katanya.

Ganjar menuturkan, untuk latihan evakuasi tersebut bakal dilakukan secepatnya. Pasalnya, dia juga masih menunggu beberapa hal tuntas dikerjakan, termasuk jalur evakuasi.

Terkait dengan situasi Gunung Merapi, Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, kondisi Gunung Merapi saat ini statusnya masih waspada, jaraknya setengah centimeter per hari. Trendnya masih terjadi inflasi, dan pemendekan terjadi selama ini. Kondisinya dibanding tahun 2010 masih jauh, tetapi kewaspadaan terus dilaksanakan.

Disadur dari iNews.id

Pandemi Virus Corona Gunung Merapi Deputi Bidang Pencegahan BNPB Gunung Merapi


Loading...