Kota Bandung Masih Tetap Berada di Zona Biru Meski Ada Klaster Baru di Secapa AD, ini Alasannya

Kota Bandung Masih Tetap Berada di Zona Biru Meski Ada Klaster Baru di Secapa AD, ini Alasannya
(Tribun Jabar/Tiah SM : Google)
Editor: Epenz Hot News —Jumat, 10 Juli 2020 07:51 WIB

Terasjabar.id - Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, memastikan Kota Bandung masih tetap berada di zona biru meski terjadi penambahan kasus Covid-19 yang sangat tinggi dalam 24 jam terakhir. Kasus Covid-19 di Secapa AD di Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, ujarnya, tidak memengaruhi angka reproduksi atau jumlah pasien aktif di Kota Bandung.

Sebab, data kasus yang masuk ke Kota Bandung itu tidak berdasarkan tempat, tapi berdasarkan kartu tanda penduduk yang bersangkutan.

"Nanti akan kami telusuri secara administratif. Itu kasusnya bukan masuk di kami, jadi tidak memengaruhi angka reproduksi," ujar Ema Sumarna saat ditemui di Bandung Electronic Centre (BEC), Kamis (9/7/2020).

Data kasus yang terjadi di Secapa, kata Ema, kemungkinan bakal masuk ke data pusat.

"Itu, kan, institusi negara. Jadi, bukan data lokal. Secapa belum ditangani oleh Dinkes kami. Mereka punya otoritas ingin ditangani oleh tenaga medis mereka," ujarnya.

Karena datanya tidak masuk ke data Kota Bandung, kata Ema, meskipun ada lonjakan kasus positif yang tinggi di Secapa AD, zona dan angka reproduksi Kota Bandung tidak akan terpengaruh.

Kota Bandung, kata Ema, masih berada di zona biru dengan angka reproduksi 0,53.

Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung mencatat, hingga kemarin pukul 16.10, jumlah pasien aktif menurun dari 99 menjadi 76 orang.

Kecamatan yang biru atau bebas dari Covid-19 pun bertambah menjadi tiga, yakni Ujungberung, Rancasari, dan Sukasari.

Ditemui di Balai Kota Bandung, kemarin, Wali Kota Bandung, Oded M Danial, memastikan tracing (pelacakan) akan terus dilakukan menyusul munculnya klaster baru ini.

Gugus tugas, kata Oded, sudah melakukan rapid test untuk warga di sekitar Secapa.

"Namun, baru ada 28 orang yang bersedia dites, sedangkan lainnya menolak," ujarnya.

Oded juga meminta puskesmas di Kecamatan Cidadap untuk aktif memantau dan memfasilitasi warga sekitar jika nantinya terjadi dugaan transmisi Covid-19.

Mengenai penolakan warga yang tinggal di sekitar Secama untuk mengikuti rapid test, Ema Sumarna menduga hal itu terjadi karena warga ketakutan.

"Mereka parno, panik jika setelah diperiksa, tiba-tiba hasilnya positif," ujarnya.


Disadur dari TRibunjabar.id (nazmi abdurahman/tiah sm)



Pandemi Virus Corona Kota Bandung Secapa AD Rapid Test


Loading...