Masker, Cara Paling Efektif Cegah Penularan Virus Lewat Udara

Masker, Cara Paling Efektif Cegah Penularan Virus Lewat Udara
CNN Indonesia
Editor: Malda Hot News —Kamis, 9 Juli 2020 12:56 WIB

Terasjabar.id -- 

WHO melakukan riset terbaru terkait surat terbuka yang dilayangkan 239 ilmuwan soal penularan virus corona lewat udara.

Penularan penyakit lewat udara atau airborne berarti penyakit yang menyebar lewat udara atau ditularkan melalui udara. Penyakit ini disebabkan oleh patogen yang bisa menyebar melalui udara dari waktu ke waktu dalam ukuran kecil.

Ketika virus corona diduga bisa menyebar dan menular lewat udara maka langkah pencegahan apa yang harus dilakukan? Apakah masker cukup ampuh untuk mencegah penularan corona lewat udara?

Perlu diketahui, bukan cuma covid-19, beberapa penyakit akibat virus lain juga bisa menyebar lewat udara (airborne), termasuk flu.

Selain dengan vaksin dan obat, flu yang penularannya melalui udara juga bisa dicegah dengan memakai masker.

Para ahli di seluruh dunia menyarankan semua orang -baik yang sakit maupun yang sehat- untuk memakai masker sebagai upaya pencegahan virus corona.

Dalam kasus coronavirus novel dan COVID-19, CDC mencatat bahwa penutup wajah sederhana atau masker dapat mengurangi penyebarannya.

"CDC merekomendasikan agar orang mengenakan penutup wajah kain untuk menutupi hidung dan mulut mereka di lingkungan komunitas. Ini adalah tindakan kesehatan masyarakat tambahan yang harus dilakukan orang untuk mengurangi penyebaran COVID-19 sebagai tambahan (bukan sebagai pengganti) jarak sosial, pembersihan tangan yang sering, dan tindakan pencegahan sehari-hari lainnya," ungkap sumber tersebut dikutip dari Healthline.

Jika Anda sakit dan perlu berada di dekat orang lain, mengenakan masker yang tepat dapat melindungi orang-orang di sekitar Anda dari tertular penyakit Anda.

Penelitian terbaru menunjukkan mereka dapat membantu mencegah penularan virus.

Satu studi 2013 yang dimuat dalam Jurnal PLos Pathog melihat bagaimana masker bisa membantu orang dengan batas flu musiman menyebarkannya ketika mereka menghembuskan tetesan kecil yang mengandung virus. Secara keseluruhan, para peneliti menemukan topeng menyebabkan pengurangan lebih dari tiga kali lipat dalam jumlah virus yang disemprotkan ke udara.

Aerosol lebih ringan dan bisa bertahan di udara khususnya di tempat yang tak punya sirkulasi udara segar. Dalam ruang tertutup yang padat, satu orang yang terinfeksi dapat melepaskan cukup virus aerosol dari waktu ke waktu untuk menulari banyak orang dan mungkin saja menyebabkan cluster baru.

Untuk itu, anjuran untuk menjaga jarak fisik, membersihkan tangan, dan memakai masker sangat direkomendasikan, khususnya yang sakit. Semakin dekat Anda dengan orang yang terinfeksi, semakin banyak aerosol dan tetesan yang mungkin terpapar pada Anda.

"Kita harus lebih menekankan penggunaan masker dan ventilasi yang baik seperti yang kita lakukan dengan imbauan untuk mencuci tangan," kata Linsey Marr, seorang ahli aerosol di Virginia Tech.

Bagi semua, memakai masker wajah akan membantu mengurangi risiko, selama kebanyakan orang memakainya. Di rumah, ketika Anda dengan keluarga Anda sendiri atau dengan teman sekamar yang Anda tahu harus berhati-hati, tak pakai masker masih tak masalah. Tapi saat Anda berada di ruangan lainnya, seperti kantor, mal, atau tempat lainnya, para ahli menyarankannya. 

"Sebetulnya bukan hanya untuk corona, tapi untuk semua orang yang sedang batuk pilek dianjurkan memakai masker," kata Dokter spesialis paru RSUP Persahabatan Erlina Burhan kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.


A woman wearing a face mask decorated with an animal face waits in line for a rapid coronavirus test at a train station in Buenos Aires, Argentina, Friday, April 24, 2020. (AP Photo/Natacha Pisarenko)Ilustrasi. Masker untuk mencegah penularan virus corona lewat udara. (AP/Natacha Pisarenko)


Studi mengenai efektivitas masker mencegah penyebaran virus juga menunjukkan hasil yang beragam. Ahli dari University of London David Carrington menyebut masker tidak efektif menangkal virus karena tidak memiliki filter. Namun, memakai masker membantu menurunkan risiko tertular virus karena percikan bersin atau batuk. Penggunaannya akan membantu mengurangi risiko penularan.

Satu hal yang harus diingat adalah masker harus langsung dibuang agar tidak menular ke orang kain, alias sekali pakai. Masker tak boleh dipakai berulang kali karena virus akan bertumpuk di dalamnya. Dokter spesialis paru Fathiyah Isbaniah mengatakan salah satu waktu tepat untuk mengganti masker adalah saat masker sudah terasa basah. 

"Jika masker sudah basah maka harus diganti. Maskernya dibuang ke tempat khusus." 

Masker Jadi Cara Terbaik Menekan Penularan Covid-19

Studi terbaru tim peneliti di Texas dan California menemukan penggunaan masker adalah cara paling efektif mengurangi penyebaran virus corona. Penelitian baru yang diterbitkan di Proceedings of The National Academy of Sciences itu membandingkan tren tingkat infeksi Covid-19 di Italia dan New York sebelum dan setelah penerapan kebijakan wajib pakai masker.

"Penggunaan masker di ruang publik menunjukkan kesesuaian dengan langkah pencegahan yang paling efektif untuk menghindari penularan antar-manusia, dan ini langkah yang tak mahal, asalkan diikuti dengan karantina serta pelacakan kontak yang simultan," tulis peneliti dikutip dari CNN.

"Penutup wajah atau masker mencegah penularan melalui udara dengan menghalangi virus yang terbawa aerosol dan mencegah transmisi kontak melalui tetesan droplet," terang peneliti lagi.

(chs/CNN)

WHO Virus corona Udara Ilmuan


Loading...