Klaster Baru di Jabar Indekos Pegawai & Institusi Pendidikan Kenegaraan, Sukabumi Sekolah Tatap Muka

Klaster Baru di Jabar Indekos Pegawai & Institusi Pendidikan Kenegaraan, Sukabumi Sekolah Tatap Muka
Tribunjabar.id
Editor: Malda Hot News —Rabu, 8 Juli 2020 09:45 WIB

Terasjabar.id - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTTP) COVID-19 Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan saat ini ada dua klaster baru yang sedang ditangani dan terkendali.

Dua klaster baru tersebut yakni klaster industri dan klaster institusi pendidikan kenegaraan di Bandung.

Di kedua klaster ini, GTPP telah melacak secara masif dengan hasil yang cukup menggembirakan.

Untuk klaster industri diketahui ternyata penularan mayoritas terjadi di tempat kos karyawan yang bekerja pada beberapa pabrik.

"Kami sudah melakukan tracing yang sangat masif karena ternyata dia ngekosnya berkumpul dengan karyawan dari pabrik lain. Tapi alhamdulillah sudah terkendali dari sisi penyebaran tidak terjadi penambahan yang masif," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat jumpa pers di halaman Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa (7/7/2020).

Untuk klaster institusi pendidikan kenegaraan, Emil tak menyebut nama institusi maupun lokasinya.

Namun pelacakan sudah dilakukan bahkan akan sampai pada uji usap (PCR) anggota keluarga yang bersangkutan.

"Tidak satu institusi tapi ada beberapa. Itu juga sudah ditracing dan hari ini sampai minggu depan kami akan melakukan testing PCR kepada keluarganya," ujarnya.

Data dari PIKOBAR per 8 Juli 2020 pukul 08.00 WIB, kasus terkonfirmasi di Jabar 3.779 atau bertambah 79 kasus, dengan positif aktif 1.836 kasus.

Sementara yang sembuh 1.763 atau bertambah 45 orang. Meninggal dunia menjadi 180 orang bertambah dua orang.

Jumlah PDP yang masih diawasi 1.226 orang dan ODP yang masih dipantau 2.491 orang.

Emil menginstruksikan semua kabupaten/kota rutin melaporkan data kasus secara cepat dan transparan karena keputusan GTPP harus selalu berdasarkan data.

"Jadi kalau data daerah belum lengkap cara kami merespons juga kurang optimal. Karena data Jabar ini akumulasi 27 daerah maka saya minta daerah melaporkan data secara cepat dan transparan," katanya.

Gubernur juga meminta daerah untuk meningkatkan sistem pelacakan. Sebab kunci penanganan Covid-19 adalah pelacakan, pengetesan, dan isolasi.

"Partisipasi menurut WHO adalah kunci dari pengendalian Covid-19 sehingga kesiapan-kesiapan testing di daerah juga harus diperkuat khususnya dengan tes PCR yang targetnya minimal 10 ribu sampai 15 ribu PCR testing per minggu," kata Emil.

Gugus tugas Jabar dan 27 daerah juga akan memperkuat kampanye di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Hal ini mengingat masih banyak masyarakat yang menganggap AKB adalah kehidupan normal seperti sebelum ada Covid-19.

"Jadi dua minggu ke depan edukasi dalam bentuk video, iklan, dan lainnya harus ditingkatkan di level kota/kabupaten dan provinsi terkait AKB ini," ucapnya.

Gubernur menambahkan Jabar saat ini masih melaksanakan PSBB yakni PSBB proporsional di Bodebek dan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di kawasan non-Bodebek.

GTPP juga telah menambah satu lagi tipe tempat rawan Covid-19 yang harus diwaspadai yaitu asrama.

Sebelumnya tempat rawan yang jadi bidikan hanya pasar, tempat wisata, dan stasiun/ terminal.

Untuk itu, dalam dua minggu mendatang GTPP akan fokus juga melakuan pengetesan di asrama-asrama pendidikan.

"Tempat rawan saya tambahi satu tipe dari yang sebelumnya yaitu pasar, tempat wisata, stasiun/ terminal kini ditambah tempat berasrama yang akan menjadi pusat perhatian kita dalam pengetesan dalam dua minggu kedepan," ujar Gubernur.

Langkah ini juga terkait dengan angka reproduksi efektif (Rt) yang masih dinamis. Dalam dua minggu ini dilaporkan Rt Jabar menyentuh angka median 0,91.

Walaupun sempat menyentuh angka 0,4, namun dalam rentang waktu dua minggu tersebut juga pernah menyentuh angka 1.

Oleh karena itu segala langkah di kabupateb/kota harus dilakukan ektra hati-hati. Termasuk pembukaan sekolah umum.

Emil menegaskan KBM di sekolah hanya diizinkan di daerah dengan zona hijau yakni Kota Sukabumi.

Sementara zona biru ke bawah masih belum diperkenankan KBM di sekolah.

"Kurikulum sekolah memang mulainya 13 Juli 2020 tapi pertemuan fisiknya kan tidak boleh kecuali masuk zona hijau yang sudah diizinkan atas koordinasi gugus tugas provinsi dan pusat," ucapnya.

Gubernur mengingatkan sekolah swasta yang tidak dalam kendali langsung pemerintah tidak boleh ada kegiatan belajar fisik.

Saat ini yang baru diizinkan melakukan pertemuan fisik yaitu sekolah di Kota Sukabumi yang sudah zona hijau.

Rencananya besok Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin akan meninjau langsung proses AKB di SMUN 4 kota Sukabumi.

"Pak Wapres ingin mengetahui proses AKB di sekolah seperti apa," ujar Kang Emil.

Di tempat terpisah, Sekretaris GTPP Provinsi Jabar Daud Achmad meminta pada masa AKB ini para orang tua tidak membawa anak kecil ke tempat wisata alam terbuka yang sudah mulai dibuka di beberapa tempat.

Menurutnya, sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak kecil rawan terpapar Covid-19 dari orang dewasa dan berpotensi besar menularkannya kepada orang lanjut usia.

“Di masa AKB agar orang tua tidak membawa anak ke luar rumah. Anak-anak tetap diupayakan tinggal di rumah,” ujarnya.


(Tribunjabar.id)

Jabar Indonesia Virus Corona Sukabumi


Loading...