Diklaim Mampu Bunuh Virus Sampai 100 Persen, Sederet Tanggapan Kalung Ajaib Eucalyptus Anticorona
Terasjabar.id - Kementerian Pertanian (Kementan) ungkap hasil uji lab para peneliti pertanian yang dinilai mampu membunuh virus hingga 80-100 persen.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang didampingi Kepala Balitbangtan Fajry Jufri dan Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono mengatakan, bahwa terobosan ini memiliki hasil pengujian Eucalyptus terhadap virus influenza, virus Beta, dan gamma korona.
Lalu, sebenarnya apa itu Eucalyptus?
Dilansir dari Healthline.com, Eucalyptus merupakan sejenis pohon cemara yang rupanya sudah banyak digunakan dalam dunia medis.
Tumbuhan ini biasa digunakan untuk penderita asma, bronkitis, plak, dan gingivitis.
Berikut 3 manfaat penting Eucalyptus yang perlu Anda ketahui.
Meredakan gejala flu dan kepala pusing
Daun Eucalyptus juga membantu mengobati gejala flu dan kepala pusing. Senyawa cineole yang terdapat dalam Eucalyptus mampu mengurangi gejala seperti frekuensi batuk, hidung tersumbat, dan sakit kepala dengan mengurangi peradangan dan penumpukan lendir.
Mengurangi stres
Eucalyptus diyakini dapat mengurangi gejala stres. Dikutip dari PubMed Central, 62 orang sehat mengalami pengurangan kecemasan selama 30 menit pasca operasi, setelah menghirup minyak Eucalyptus.
Aroma pada minyak diklaim dapat meringankan aktivitas sistem saraf simpatis (sistem pada tubuh yang mengelola gejala stres Anda) dan mendorong relaksasi pada tubuh. Tentunya penggunaan ini sangat diperlukan kiat menjaga kesehatan mental selama pandemi.
Meringankan gejala masuk angin
Tanaman Eucalyptus kerap kali digunakan untuk menghangatkan tubuh. Apabila Anda mengalami mual, kembung, dan pegal-pegal segera berikan minyak Eucalyptus agar terhindar dari masuk angin.
Masih banyak lagi manfaat yang bisa Anda rasakan dengan Eucalyptus, salah satunya menghindarkan Anda dari virus corona.
Kini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sendiri sedang membuat beberapa prototipe Eucalyptus dengan nano teknologi dalam bentuk inhaler, roll on, salep, balsem, dan diffuser yang berguna dalam proses kesembuhan pasien Covid-19.
Diklaim jadi antivirus corona
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Dr. Ir. Fadjry Djufry mengatakan, kalung antivirus corona merupakan produk eucalyptus yang dibuat dengan teknologi nano yang juga telah di-launching pada Mei 2020.
"Produk yang kemarin bulan Mei sudah di-launching," ujar Fadjry, saat dihubungi Kompas.com Sabtu (4/7/2020).
Sementara, proses izin untuk produk eucalyptus dalam bentuk kalung ini masih diproses.
Adapun, produk-produk lainnya sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Izin edar roll on dan inhaler dari BPOM sudah keluar. Sekarang lagi di produksi oleh PT Eagle Indhoparma, sedang kalung aroma terapi masih berproses," jelas dia.
Ia menyebutkan, roll on dan inhaler eucalyptus produksi Kementan akan tersedia pada akhir Juli di seluruh Indonesia.
Kontroversi Masyarakat
Menanggapi rencana tersebut, banyak masyarakat yang menuangkan komentarnya di media sosial seperti Twitter.
Kebanyakan dari mereka mempertanyakan soal manfaat dari produk tersebut.
"Ini serius? Mohon para ilmuwan hebat berikan pendapatnya. Kok Kementan? Kenapa bukan Biofarma? Perusahaan vaksin milik negara terhebat se-Asia. Minimal tanyalah ke Biofarma. Ini obat apa jimat?" demikian tulis akun @AchsanulQosasi, Sabtu (4/7/2020).
Tak sedikit akun yang juga mengunggah twit mengungkapkan hal yang sama.
"Oh come on, that kalung antivirus corona just embarrassing. Please stop trying to be edgy ????" tulis akun @__PIJE.
Beberapa warganet juga menganggap, dibandingkan membuat kalung, lebih baik menggunakan eucalyptus dalam bentuk minyak.
"Mau ada produksi kalung anticorona oleh Kementan. Lah isinya eucalyptus. Tapi pakai di dada. Gak mending lu beli oilnya, terus lu tetes ke masker ya? 224 atau 289 dapat 15ml. Berkali-kali tetesin ke masker. Lebih penting lindungi mulut, hidung, mata,” tulis akun @alderina.
Tanggapan Kementan
Mengenai berbagai pandangan dan komentar terhadap produk ini, Fadjry mengatakan, hal itu diserahkan kepada preferensi masing-masing.
"Isi kalung itu sama dengan yang ada di roll on dengan teknologi nano," jelas dia.
Ia menekankan, meski nantinya menggunakan kalung antivirus ini, masyarakat diharapkan tetap patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Tetap harus pakai masker dan menjalankan protokoler Covid-19," kata Fadjry.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menanggapi rencana Kementan yang ingin memproduksi massal kalung aromaterapi eucalyptus yang diklaim bisa menjadi antivirus corona.
Menurut Daeng, seharusnya ada penelitian akurat yang membuktikan kalung aromaterapi memang bisa berfungsi sebagai antivirus.
"Semestinya ada hasil penelitian yang dapat membuktikan atau meyakinkan bahwa kalung tersebut berkhasiat sebagai antivirus," kata Daeng kepada Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).
Belum Teruji Spesifik Sementara itu, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania mengatakan, eucalyptus memang memiliki sejumlah zat aktif yang bersifat antibakteri, antivirus dan anti jamur.
"Memang pernah ada penelitian eucalyptus efektif untuk membunuh virus betacorona, tetapi bukan virusnya Covid-19, SARS-CoV-2," kata dr Inggrid kepada Kompas.com, Sabtu (9/5/2020).
Dr Inggrid menjelaskan, virus corona pada penyakit yang mewabah saat ini, SARS-CoV-2 memang termasuk dalam virus betacorona.
"Tetapi virus corona SARS-CoV-2 ini termasuk betacorona yang lebih baru dan khusus. Jadi penelitiannya itu bersifat invitro, (eucalyptus) membunuh virus betacorona, tetapi baru sebatas itu," jelas dia.
Selain itu, penelitian yang dilakukan Kementan juga belum diuji spesifik pada virus penyebab Covid-19.
"Penelitian kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona dan gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya Covid-19, yakni SARS-CoV-2," kata dr Inggrid, Sabtu (4/7/2020).
Kendati demikian, pihaknya mengaku mendukung pengembangan Eucalyptus, sehubungan dengan Covid-19.
"Apalagi minyak kayu putih, karena secara pengalaman empirik sudah digunakan nenek moyang kita untuk mengatasi keluhan terkait saluran pernapasan," jelas dr Inggrid.
Sehingga, kata dia, dapat dipakai untuk mengurangi keparahan dari gejala gangguan sistem pernapasan dari pasien Covid-19.
(Tribunjakarta.com)
Kalung Anti Corona Sherina Kementan Covid 19 Anggota Dewan Netizen Covid 19