Setelah Presiden Jokowi Marah, Beredar Daftar Menteri Bakal Diganti dan Penggantinya

Setelah Presiden Jokowi Marah, Beredar Daftar Menteri Bakal Diganti dan Penggantinya
Suara Surabaya
Editor: Malda Hot News —Jumat, 3 Juli 2020 10:40 WIB

Terasjabar.id - Tempo hari Presiden Joko Widodo meluapkan kemarahannya kepada para menteri karena tak becus kerja, setelah muncul wacana reshuffle.

Siapa saja menteri di Kabinet Indonesia Maju bakal terdampak perombakan terungkap dari pesan yang beredar.

Kabar yang berhembus kencang salah satunya adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Terawan paling disorot lantaran kementeriannya berkaitan langsung dengan penanganan kasus Covid-19.

Anggaran yang dikeluarkan kementeriannya, dijadikan contoh buruk saat Presiden Jokowi memimpin rapat kabinet.

Kemenkes disebut baru mengeluarkan anggaran sebesar 1,53 persen dari total yang dianggarkan sebesar Rp 75 triliun.

Nama Terawan masuk dalam daftar, seperti dilansir dari acara Kompas Petang, Kamis (2/7/2020).

Dalam tayangan tersebut memperlihatkan Terawan Agus digantikan oleh Daeng Muhammad Faqih.

Daeng Faqih saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Menurut Jokowi, kinerja para menterinya menyikapi krisis dan pandemi virus Corona masih biasa saja, belum ada progres yang menjanjikan.

Kondisi tersebut yang membuat Jokowi memberikan ancaman dengan mengatakan akan mengorbankan apapun demi rakyat.

Kejengkelan Jokowi terhadap kinerja para menterinya berlangsung saat rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6/2020).

Selanjutnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio juga digantikan oleh Triawan Munaf.

Triawan Munah merupakan Kepala Badan Ekonomi Kreatif pada kabinet Jokowi-Jusuf Kalla.

Menteri Dalam Negeri Nadiem Makarim juga jadi target peromabakan. Ia akan digantikan oleh Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Istana Soal Reshuffle

Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin buka suara soal kabar reshuffle yang akan dilakukan Presiden Jokowi.

Hal itu terjadi ketika Ali Ngabalin membahas terkait kemungkinan adanya reshuffle atau perombakan menteri oleh Jokowi dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Selasa (30/6/2020).

Ali Ngabalin mengatakan bahwa keputusan reshuffle tersebut sangat wajar terjadi karena merupakan kewenangan dari seorang presiden.

Namun dikatakannya, sampai sejauh ini belum ada gambaran mengenai lembaga apa atau menteri siapa yang akan mendapatkan reshuffle.

"Kita musti kembali lagi kepada kewenangan presiden, beliau mempunyai hak prerogatif untuk bisa melakukan apa saja untuk kepentingan bangsa dan negara termasuk dalam pelayanan kepada masyarakat," kata Ali Ngabalin.

"Tidak ada sama sekali belum ada gambaran (lembaga), tetapi itu kan menjadi bagian daripada otoritas tertinggi dari Presiden," kata dia.

Simak videonya mulai menit ke- 1.30

Tebakan Effendi Gazali Soal Menteri yang Direshuffle

Pakar komunikasi politik, Effendi Gazali buka suara terkait kemarahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga mengancam untuk melakukan reshuffle atau perombakan kabinet.

Dilansir TribunWow.com, Effendi Gazali mengatakan bahwa apa yang dilakukan Jokowi kepada menterinya itu merupakan satu tindakan yang memang harus diambil oleh seorang pemimpin.

Dikatakannya bahwa Jokowi menilai kinerja dari para pembantunya itu tidak produktif, khususnya dalam menangani krisis dan pandemi Virus Corona.

Meski begitu, menurut Effendi, Jokowi memang tidak mengatakan dengan lantang terkait kementerian atau lembaga yang akan dicopot atau dibubarkan.

Namun Effendi mengatakan bahwa kementerian yang paling menjadi sorotan pada saat itu adalah Menteri Kesehatan.

Kinerja dari Kementerian Kesehatan menjadi contoh buruk yang disampaikan oleh Jokowi.

Seperti misalnya, dikatakan oleh Jokowi bahwa Kementerian Kesehatan baru mengeluarkan anggaran sebesar 1,53 persen dari anggaran total mencapai Rp 75 juta untuk penanganan Covid-19.

"Saya melihat bahwa ini ada bagian yang dalam komunikasi politik kita sebut tidak produktif, karena tidak jelas mengarah kepada siapa," ujar Effendi.

"Mungkin kita harus tanya ke Ali Mochtar Ngabalin, soal lembaga yang kapan perlu dibubarkan."

"Selain itu sepertinya dari teks yang saya baca dan video yang saya tonton beberapa kali, lebih banyak memang mengarah kepada Kementerian Kesehatan mungkin," jelasnya.

"Dengan menyebutkan angka Rp 75 triliuin kemudian baru 1,53 persen yang dikeluarkan," sambungnya.

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) memberikan keterangan didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Hadi Tjahjanto (kiri), Kapolri Jenderal Pol Idham Azis (kanan), dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai meninjau kesiapan penerapan prosedur standar new normal (normal baru) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2020).
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) memberikan keterangan didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Hadi Tjahjanto (kiri), Kapolri Jenderal Pol Idham Azis (kanan), dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai meninjau kesiapan penerapan prosedur standar new normal (normal baru) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2020). (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Sementara itu terkait kementerian lain, menurut Effendi tidak ada yang disinggung terlalu jauh.

Dikatakannya bahwa saat itu Jokowi hanya menyinggung soal anggaran, baik untuk jaminan sosial maupun insentif tenaga medis maupun korban Covid-19.

Namun menurutnya, jika berbicara tentang jaminan sosial maupun insentif maka mengarah kepada Menteri Sosial dan Kementerian Ekonomi ke bawah.

Effendi hanya menyakini bahwa memang seharusnya akan ada resuffle setelah melihat kondisi yang terjadi saat ini.

Terlebih juga sudah disinggung dan diperingatkan oleh Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Kamis (18/6/2020) lalu.

"Selebihnya saya tidak melihat secara langsung menunjuk kepada menteri apa," kata Effendi.

"Jadi kalau ini misalnya diarahkan kepada reshuffle, saya mau mengatakan bunyi pidatonya memang harusnya diikuti secara logis dengan reshuffle," terangnya.

"Tetapi apakah ini tertuju kepada satu kementerian saja, kita tidak melihat maksudnya tidak produktifnya itu tidak terlihat kepada kementerian apa selain itu," ungkap Effendi.

"Ini menarik kita jadi tebak-tebakan. Tapi kita tahu persis yang dituju siapa."

"Walaupun kita semua bisa menebak-nebak ya, anda mau maksudkan siapa, Kementerian Sosial? atau kementerian apa lagi gitu," kata dia. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)



Jokowi Presiden Pengganti Reshuffle


Loading...