Video Jokowi Marah Diedarkan 10 Hari Setelah Kejadian, Kepala Staf Kepresidenan Beri Penjelasan

Video Jokowi Marah Diedarkan 10 Hari Setelah Kejadian, Kepala Staf Kepresidenan Beri Penjelasan
Tribunnews.com
Editor: Malda Hot News —Kamis, 2 Juli 2020 09:10 WIB

Terasjabar.id - Publik seperti dibingungkan dengan video Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah ke para menteri pada Sidang Kabinet Paripurna.

Sebab, Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara itu telah digelar pada Kamis (18/6/2020).

Namun, peristiwa itu baru terungkap ke publik lewat video yang diilis Istana pada Minggu (28/6/2020).

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko saat melayat ke kediaman Pramono di Puri Cikeas Indah nomor 8, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/6/2020).
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko saat melayat ke kediaman Pramono di Puri Cikeas Indah nomor 8, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/6/2020). (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)

Dalam video tersebut, Jokowi dengan nada tinggi menegur para menteri yang masih bekerja biasa saja, padahal Indonesia tengah dalam masa krisis akibat pandemi Covid-10.

Terkait dengan hal itu, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, memberikan penjelasan.

Hal itu disampaikan Moeldoko dalam acara Mata Najwa Trans7 yang kemudian diunggah dikanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (2/7/2020).

Mulanya, Najwa menanyakan soal alasan video tersebut baru diunggah 10 hari setelah kejadian Jokowi marah-marah.

Moeldoko mengatakan, hal itu bukanlah sesuatu yang penting untuk dibahas.

"Itu tidak terlalu signifikan, enggak perlu dibahas itu," kata Moeldoko.

Najwa lantas menanyakan, alasan mengapa hal itu tidak perlu dibahas.

"Kenapa enggak perlu, Pak?" tanya Najwa.

Moeldoko menyebut, hal itu sebagai bagian dari strategi.

"Itu bagian dari strategi, kan, begitu," terang Moeldoko.

Namun, saat ditanya, strategi apa yang dimaksud, Moeldoko tak mau menjelaskannya lebih lanjut.

"Udah enggak usah dilanjutkan itu," ujarnya.

Najwa lantas menyimpulkan, bahwa video tersebut memang sengaja dirilis 10 hari kemudian, setelah melihat situasi tertentu.

"Berarti ini kesengajaan dirilisnya 10 hari kemudian, melihat situasi tertentu."

"Kenapa dirasa publik perlu melihat kemarahan itu?" tanya Najwa.

Menurut Moeldoko, yang terpenting dari kemarahan yang diperlihatkan oleh Jokowi adalah memahami substansi dari kemarahan itu.

"Yang paling penting adalah bagaimana memahami substansi dari kemarahan itu," ungkapnya.

Sementara itu, Moeldoko menganggap kemarahan Jokowi adalah sebagai sesuatu yang wajar.

"Seorang pemimpin marah adalah sesuatu yang wajar karena Pak Jokowi melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia."

"Sehingga situasi itu perlu ditransformasi kepada kepada bawahannya, pembantunya," ucapnya.

Simak video lengkapnya:

Tanggapan Pengamat Soal Jeda Rilis Video

Analisis politik Hendri Satrio menduga, adanya jarak antara kejadian dengan tanggal rilis video itu dilakukan lantaran ada hal lain yang menjadi pertimbangan.

Hal itu disampaikan Hendri dalam sebuah tayangan yang diunggah di kanal YouTube Talk Show TVOne, Senin (29/6/2020).

"Dugaan saya selama 10 hari itu, ada hal-hal politis dan reputasi yang diselesaikan dulu oleh Pak Jokowi."

"Sehingga pada saat dia marah kemudian rakyat tahu bahwa beliau marah."

"Bila kemudian beliau melakukan penyegaran atau perombakan terhadap kabinetnya ini tidak ada lagi masalah. Jadi rakyat sudah tahu, oh waktu itu Pak Jokowi marah," ungkap Hendri.

Menurut Hendri, adanya menteri yang berasal dari partai politik, mengharuskan Jokowi harus menyelesaikan urusan politis terlebih dahulu, sebelum memutuskan reshuffle.

"Jadi saya menduga presiden kan sudah berpengalaman nih, dia menyelesaikan dulu urusan politisnya sehingga pada saat diumumkan ke publik kemarin sudah selesai," terang Hendri.

Hendri meyakini akan ada perombakan Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat.

Ia memprediksi, akan ada beberapa orang yang digeser dari jabatannya dan beberapa lainnya kemungkinan akan diganti.

"Saya yakinnya begitu (reshuffle), walaupun tidak banyak kelihatannya."

"Lebih tepat dianggap sebagai sebuah penyegaran mungkin, ada yang digeser sana-sini lah kemudian ada beberapa yang mungkin diganti," terangnya.

Tanggapan Istana

Deputi Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengungkapkan, pihaknya memiliki alasan mengapa baru mengunggah video itu 10 hari setelah rapat paripurna berlangsung.

Bey beralasan, video itu memang awalnya tidak akan dirilis karena sidang paripurna tersebut bersifat internal atau tertutup.

Bahkan, wartawan tidak diperbolehkan untuk meliput.

"Karena awalnya Sidang Kabinet Paripurna tersebut bersifat intern," terang Bey, seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Namun, Biro Istana menilai pernyataan presiden dalam rapat tertutup itu penting untuk dipublikasikan.

Banyak hal yang baik, dan bagus untuk diketahui publik.

Lantaran alasan itulah, pihak Biro Pers Istana meminta izin kepada Presiden Jokowi untuk merilis video tersebut.

"Kami meminta izin kepada Bapak Presiden untuk mempublikasikannya, makanya baru dipublish," terangnya.

Bey beralasan, butuh proses panjang dan teliti untuk mempelajari video itu, sehingga menghabiskan waktu sampai 10 hari lamanya.

"Kami pelajarinya agak lama juga, pelajari berulang-ulang," kata dia. (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Ihsanuddin)




Video Jokowi Penjelasan Kejadian


Loading...