Wali Kota Surabaya Bersujud di Depan Para Dokter dari IDI, 'Dia Minta Maaf karena Tak Ingin Warga Disalahkan' Ujar Ketua DPRD Surabaya

Wali Kota Surabaya Bersujud di Depan Para Dokter dari IDI, 'Dia Minta Maaf karena Tak Ingin Warga Disalahkan' Ujar Ketua DPRD Surabaya
(iNews.id/istimewa : Google)
Editor: Epenz Hot News —Rabu, 1 Juli 2020 10:04 WIB

Terasjabar.id - Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono angkat suara atas aksi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang bersujud di depan para dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Senin (29/6/2020). Aksi saat audiensi di Balai Kota Surabaya itu dinilai sebagai permintaan maaf karena Risma belum bisa membuat semua warganya disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Diketahui, aksi itu dilakukan Risma setelah Ketua Pinere RSUD dr Soetomo, dr Sudarsono menyampaikan, rumah sakitnya kelebihan kapasitas karena masih banyak warga yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

Menurut Adi Sutarwijono, apa yang dilakukan Risma merupakan aksi spontan permintaan maaf sebagai pemimpin ketika ada sebagian masyarakat yang belum taat protokol kesehatan. Akibatnya para tenaga medis di RSUD dr Soetomo kewalahan menangani pasien Covid-19.

”Kan itu konteks pertemuannya, para dokter meminta masyarakat disiplin. Kalau di hulu atau di masyarakatnya disiplin, di hilir alias penanganan kuratifnya di rumah sakit bisa dikelola dengan baik, tidak overload. Nah saya rasa karena itu Bu Risma itu minta maaf karena belum bisa membuat semua warga disiplin taat protokol kesehatan,” kata Adi, Selasa (30/6/2020).

Adi menilai, sebagai pemimpin, sikap Risma itu merupakan sikap yang baik. Semua kesalahan yang mungkin warga lakukan terkait kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan ditanggung Risma.

"Jadi tidak menyalahkan masyarakat, tapi meminta maaf karena belum semua warga taat protokol kesehatan. Bu Risma tidak ingin warganya yang disalahkan. Maka beban itu dia tanggung di pundaknya. Pemimpin kan memang harus begitu,” kata Adi.

Selain itu, lanjut Adi, permintaan maaf Risma lewat aksi sujud itu juga sebagai bentuk tanggung jawab moral bahwa dia sebagai pemimpin belum bisa membantu optimal ke RSUD dr Soetomo. Hal itu karena permasalahan wewenang.

"Saya melihatnya itu sebagai bentuk permintaan maaf Bu Risma, bahwa dia sudah mencoba membantu, tapi kan tidak bisa masuk ke RSUD dr Soetomo karena bukan wewenangnya," ujar Adi.

Di sisi lain, Adi menilai penanganan Covid-19 di Surabaya sudah berjalan baik, meski dalam sejumlah sisi perlu ditingkatkan. Upaya test, tracing, dan treatment dilakukan dengan terintegrasi.

"Semakin banyak tes, semakin kita bongkar fenomena gunung es Covid-19, lalu diperkuat tracing-nya dan treatment-nya. Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya termasuk yang tertinggi

Namun, semua itu belum cukup. Agar Covid-19 tidak semakin menyebar di Surabaya, maka semua harus terlibat dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Semua harus kompak taat protokol, karena disiplin adalah vaksin terefektif dari virus corona," katanya.

Disadur dari iNews.id

Pandemi Virus Corona Dokter Ikatan IDI Ketua DPRD Kota Surabaya Wali Kota Surabaya


Loading...