Cerita Seroang Pria Mengaku Keturunan Sultan Sepuh XI Coba Ambil Alih Keraton Cirebon

Cerita Seroang Pria Mengaku Keturunan Sultan Sepuh XI Coba Ambil Alih Keraton Cirebon
(Merdeka.com : Google)
Editor: Epenz Hot News —Senin, 29 Juni 2020 10:30 WIB

Terasjabar.id - Seorang pria yang diketahui bernama Raden Rahardjo Djali mendadak menggembok Keraton Kasepuhan Cirebon. Bersama beberapa orang, Rahardjo menggembok pintu Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon. Aksi yang terekam dalam video tersebut kemudian viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 40 detik, Rahardjo mengklaim sebagai keturunan sah dari Sultan Sepuh ke XI Raja Jamaludin Aluda Tajul Arifin.

"Hari ini, Sabtu 26 Juni 2020 Kami Keturunan Asli Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin dengan ini menyatakan mengambil alih Keraton Kasepuhan dari tangan Saudara Arief (Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat). Demikian pernyataan kami buat untuk disebarluaskan ke Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat dan Masyarakat Kota Cirebon," kata Rahardjo dalam video, Minggu (28/6).

Saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rahardjo mengakui telah menyegel keraton ini. Dia mengatakan, rencana penyegelan telah ada sejak 23 Maret 2020. Namun pandemi Covid-19 dan keputusan pemerintah yang menerapkan PSBB membuat rencana itu ditunda.

"Baru bisa dan ada kesempatan hari ini hasil koordinasi dengan keluarga juga," kata dia.


Rahardjo mengaku sebagai cucu dari istri kedua Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin yakni Nyi Mas Rukjah. Saat datang ke Keraton Kasepuhan, dia mengaku kaget melihat kondisi keraton yang dianggap tidak terawat. Mulai dari kotor, puntung rokok berserakan hingga benda yang dipenuhi debu dan kerak serta berkarat.

"Ini sebenarnya salah satu pertimbangan saya untuk mengambil tindakan," kata Rahardjo.

Rahardjo mengaku sebelumnya sudah melayangkan permintaan untuk berdialog dengan Sultan Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat terkait masa depan keraton.

Namun, hingga saat ini tidak ada tanggapan atau respons baik dari Sultan Arief. Bahkan, dia menilai Sultan Arif cenderung menolak diajak berdialog.

"Ini sudah lama sekali sekitar lima tahun ada kami pendam terus kami tahan terus tapi kan lama-lama memuncak dan kami terpaksa ungkap," ujar dia.

Sultan Arief menilai tindakan Rahardjo adalah iseng yang sangat tidak berdasar. "Tindakan tersebut (pengambilalihan Keraton Kasepuhan) merupakan tindakan iseng yang sangat tidak berdasar," kata Sultan Arief melalui pesan tertulis. Dikutip dari Antara, Minggu (29/6).

Sultan Arief mengatakan tindakan orang tersebut yang menyatakan mengambil alih Keraton Kasepuhan Cirebon, sangatlah tidak berdasar. Karena Rahardjo dinilai bukanlah orang yang berhak atas tahta Keraton Kasepuhan Cirebon, baik secara silsilah, adat istiadat serta tradisi yang berlaku secara turun temurun Kesultanan Kasepuhan Cirebon.

"Oknum itu tidak berhak atas gelar kerajaan dan bukan Sultan juga bukan merupakan putra Sultan. Yang berhak atas gelar Sultan harus merupakan putra Sultan, sesuai adat istiadat serta tradisi yang berlaku secara turun temurun Kesultanan di Keraton Kasepuhan Cirebon," ujarnya.

Sultan mengatakan segera mengambil jalur hukum atas insiden beredarnya video pengambilalihan tahta, karena sudah melanggar hukum. "Kejadian ini (video pengambilalihan Keraton Kasepuhan) layak dilaporkan secara hukum ke Kepolisian," terangnya.

Arief mengatakan bahwa perbuatan orang yang mengaku sebagai keturunan Sultan XI Radja Jamaludin Aluda Tajul Arifin telah melanggar hukum yang berlaku, berupa telah mencemarkan nama baik Keraton Kasepuhan Cirebon, selain itu juga masuk ke dalam keraton tanpa izin.

"Mereka juga melakukan ancaman pembunuhan dan telah menyiarkan berita kebohongan, oleh karenanya telah melanggar UU ITE dan KUHP yang masuk ranah pidana," ujarnya.

Untuk itu dalam rangka menjaga marwah Keraton Kasepuhan Cirebon, kata Sultan Arief perlu adanya tindakan hukum, agar mereka tidak lagi bisa menjatuhkan nama baik.

Karena lanjut Sultan Arief, Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan bagian dari sejarah dan jatidiri bangsa Indonesia yang perlu tetap lestari.

"Untuk itu kami mohon doa dan dukungan dari para wargi Kesultanan, Pemerintah, aparat keamanan, agar masalah yang memalukan ini dapat diselesaikan sebaik-baiknya," kata Sultan.


Disadur dari Merdeka.com

Raden Rahardjo Djali Keraton Kesepuhan Cirebon Sultan Sepuh ke XI Raja Jamaludin Aluda Tajul Arifin


Loading...