Fan Liverpool Indonesia yang Kebal Kena Bully Rival

Fan Liverpool Indonesia yang Kebal Kena Bully Rival
CNN Indonesia
Editor: Malda Sport Style —Jumat, 26 Juni 2020 13:45 WIB

Terasjabar.id -- 

Menjadi fan Liverpool adalah sebuah pilihan yang tidak mudah, termasuk harus kebal menerima bully dari fan tim rival sekalipun jadi juara Liga Inggris.

Seperti pengakuan dari Banny, seorang Kopites yang mengaku enggan untuk bergabung dengan komunitas penggemar Liverpool di Indonesia. Tidak bergabung dengan komunitas saja kena bully, apalagi kalau memutuskan ikut bergabung.

Banny mengetahui Liverpool sebagai sebuah klub sepak bola asal Inggris saat duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar pada 2002. Hobi membacanya membuat Banny tersadar Liverpool merupakan klub sepak bola penuh sejarah yang unik.

"Setelah baca tabloid olahraga saya tahu bahwa Liverpool tim sepak bola asal Inggris yang penuh sejarah, tapi belum pernah juara Premier League. Kalau waktu 1990 jadi juara namanya juga belum Premier League, masih Divisi Satu," kata Banny kepada CNNIndonesia.com.

Penantian panjang merasakan gelar Liga Inggris juga yang menurut Banny membuat Liverpool selalu mendapat rundungan dari fan sepak bola Inggris lain. Terlebih di luar kompetisi Inggris dalam beberapa dekade terakhir, Liverpool cukup sukses, termasuk merebut dua gelar Liga Champions.

Ketika masuk di bangku kuliah, Banny sering mendapat bully dari teman-temannya. Mulai dari media sosial, sampai di kehidupan nyata. Rundungan di media sosial juga baru-baru saja diterimanya semenjak ramai ada Twitter.

Liverpool supporters celebrate as they gather outside of Anfield Stadium in Liverpool, England, Friday, June 26, 2020 after Liverpool clinched the English Premier League title. Liverpool took the title after Manchester City failed to beat Chelsea on Wednesday evening. (AP photo/Jon Super)

Suporter Liverpool merayakan gelar Liga Inggris di luar Stadion Anfield. (AP photo/Jon Super)

"Pernah ada fan klub lain yang kasih tebak-tebakan ke saya soal Liverpool yang merupakan kota pelabuhan. 'Kapal-kapal apa yang enggak pernah berlabuh di Liverpool? Premier-Ship'. Premiership sebuatan lain dari Premier League," ingat Banny.

Pria 28 tahun itu mengaku paling sakit hati ketika mendapatkan rundungan dari fan Manchester United. Bahkan bisa disebut perseteruan abadi terjadi antara fan Liverpool dengan Manchester United.

"Waktu 1990 itu Liverpool meraih gelar juara ke-18 Liga Inggris, waktu itu MU gelarnya belum sampai 10. Sekarang kebalikan, MU sudah bisa menyalip gelar Liverpool. Sebab itu jadi semakin panas ceng-cengan antar suporter," ujar Banny.

Banny mengakui yang membuat sepak bola seru salah satunya adalah rundungan antarsuporter. Asalkan bully itu masih dalam batasan yang wajar.

Namun lama-kelamaan Banny akhirnya letih mendapatkan rundungan. Akhirnya ia berpikir, ketimbang memikirkan rundungan, lebih baik menikmati setiap pertandingan Liverpool mau itu menang maupun kalah.

"Kalau sekarang saya sudah ada ditahap kesal tapi malas buat meladeni yang mengejek. Sampai akhirnya saya sudah memutuskan tidak mau ceng-cengan soal bola lagi. Liverpool menang saja diejek, apalagi kalau kalah," ucap Banny.

Kini, penantian panjang 30 tahun para penggemar Liverpool merasakan gelar juara Liga Inggris berakhir. Namun, kondisi pandemi virus corona diyakini Banny tidak akan membuat perayaan gelar juara berlangsung meriah.

"Alhamdulillah akhirnya Liverpool juara. Tapi lagi pandemi perayaan tidak akan besar. Sekalinya juara sepi, bikin tidak puas. Pas 2019, Liverpool juara Liga Champions ada parade keliling kota, semua orang turun ke jalan. Sekarang, kondisi begini tidak mungkin. Rasanya gelar hampa karena tidak ada perayaan," ucap Banny.

(TTF/har)

Liverpool Fans The Kop Juara


Loading...