Bidan dan Perawat di Depok Tengkurap 4 Jam di Angkot Alami Musibah Ini: Setiap Gerak Kita Dipukul

Bidan dan Perawat di Depok Tengkurap 4 Jam di Angkot Alami Musibah Ini: Setiap Gerak Kita Dipukul
Tribunjakarta.com
Editor: Malda Hot News —Selasa, 23 Juni 2020 14:13 WIB

Terasjabar.id - Seorang bidan dan perawat di Rumah Sakit swasta Kota Depok mengalami peristiwa tragis saat naik angkot, Minggu (21/6/2020).

Saat itu keduanya hendak pulang ke rumah.

Mereka mengalami peristiwa perampokan saat naik angkot nomor 41 jurusan Kampung Rambutan - Citereup.

Susilawati Ramadhanti yang berprofesi sebagai bidan menceritakan kejadian yang dialami bersama temannya seorang perawat Riasudi Putri.

Usy panggilan akrabnya, berujar bahwa saat itu waktu menunjukan pukul kurang lebih 21.30 WIB, ia dan Putri menunggu mobil angkutan kota (Angkot) 41 jurusan Kampung Rambutan - Citereup, bersama untuk pulang ke kediamannya.

"Jadi saya pulang kerja abis dinas sore itu nungguin angkot berdua temen saya, terus ada angkot lewat tapi posisinya angkotnya lampu depannya gak kesorot gitu jadi gelap cuma lampu dalamnya saja yang nyala," ujar Usy pada wartawan, Senin (22/6/2020).

Usy ketika dijumpai wartawan di Mapolsek Cimanggis, Senin (22/6/2020).
Usy ketika dijumpai wartawan di Mapolsek Cimanggis, Senin (22/6/2020). (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Lanjut Usy, di dalam angkot tersebut sudah ada dua penumpang pria yang duduk berseberangan.

"Pas saya naik sudah ada penumpang dua orang, yang satu depan pintu dan satu lagi duduk di seberangnya," jelasnya.

Tak ada kecurigaan dalam dirinya, hingga akhirnya suasana berubah ketika temannya hendak turun lantaran sudah tiba di tempat tujuan.

"Nah pas jalan teman saya bilang stop karena dia lebih dekat kosannya, pas bilang stop supirnya tetap jalan habis itu kita langsung didorong ke bawah sama dua penumpang disuruh tengkurap," bebernyaa.

Seluruh harta benda milik Usy dan rekannya pun habis dikuras oleh dua penumpang pria ini.

Bahkan, dirinya tak tahu dibawa kemana hingga waktu berlalu sudah sekiranya empat jam ia lewati dalam posisi tengkurap di dalam angkot.

"Yang mereka ambil itu kalau saya handphone, uang Rp 100 ribu, perhiasan gelang dan anting. Teman saya handphone, uang Rp 500 ribu,dan di ATM Rp 2,8 juta," tuturnya.

Setelah mengurus seluruh harta miliknya, Usy dan rekannya diturunkan di kawasan Mayor Oking, Kabupaten Bogor.

Atas kejadian tersebut, Usy berujar dirinya mengalami trauma yang cukup berat, hingga was-was bertemu dengan orang baru.

Tengkurap Selama 4 Jam

Susilawati Ramadhanty dan Riasudi Putri, menjadi korban perampokan dalam angkutan kota (angkot) ketika hendak pulang usai bekerja di sebuah Rumah Sakit swasta di Kota Depok, Jawa Barat.

Susilawati adalah bidan di Rumah Sakit tersebut, sementara Riasudi berprofesi sebagai perawat.

Diwartakan sebelumnya, keduanya dirampok oleh dua penumpang pria di dalam angkot trayek 41 jurusan Kampung Rambutan - Citereup.

Bahkan, keduanya diminta tengkurap di dalam angkot tersebut selama kurang lebih empat jam.

"Kami tengkurap di bawah ditutup pakai kain, jadi kita gatau dibawa kemana kita juga pake masker kan," jelas Susiliawati atau Usy sapaan akrabnya usai membuat laporan di Mapolsek Cimanggis, Senin (22/6/2020).

Selama perjalanan, Usy berujar dirinya terus mendapat penyiksaan dari dua penumpang pria tersebut.

"Setiap gerak kita dipukul, kaya disikut gitu. Sama kalau kaki kita gerak langsung ditendang," bebernya.

Usy berujar, selama dalam perjalanan juga, kaki kedua penumpang pria ini berada di atas badannya, alias menginjak.

"Posisi kaki penumpang itu ada di atas badan kami," tuturnya.

Harta Benda Dikuras

Sebelum Usy dan rekannya diturunkan di daerah Mayor Oking, Kabupaten Bogor, dua penumpang ini juga meminta seluruh harta bendanya.

"Yang mereka ambil itu kalau saya handphone, uang Rp 100 ribu, perhiasan gelang dan anting. Teman saya handphone, uang Rp 500 ribu,dan di ATM Rp 2,8 juta," jelasnya.

Terakhir, Usy berujar bahwa kedua penumpang ini sempat berujar padanya bahwa yang mereka incar adalah hartanya.

"Jadi penumpangnya itu ngomong cuma butuh uang, kalau saya dan teman saya gak macam-macam mereka gak akan macam-macam," pungkasnya.

Ditodong Gunting

Susilawati Ramadhanti, Bidan di sebuah Rumah Sakit Swasta menjadi korban perampokan bersama temannya dalam angkot nomor 41 jurusan Kampung Rambutan-Citereup.

Diberitakan sebelumnya, Usy sapaan akrabnya bersama temannya kehilangan uang tunai serta harta bendanya yang habis digasak pelaku.

Selain diminta menyerahkan harta bendanya, Usy juga mendapat tindakan kekerasan dari pelaku yang merupakan penumpang yang lebih dulu ada di dalam angkot tersebut.

Bahkan, Usy berujar para pelaku sempat ingin melakukan tindakan pelecehan padanya.

Namun, hal tersebut tidak jadi dillakukan oleh pelaku lantaran Usy melawannya dan berteriak.

"Saya langsung melawan dan berteriak, ketika itu dia (pelaku) langsung nodong saya pakai gunting ke arah punggung saya," ujar Usy usai menjalani pemeriksaan di Mapolsek Cimanggis, Senin (22/6/2020).

Akibat ditodong menggunakan gunting, Usy berujar dirinya mengalami sedikit luka goresan pada bagian punggungnya.

"Pas saya teriak langsung ditodong pakai gunting dibagian punggung jadi rada lecet," bebernya.

Akibat kejadian ini, Usy pun mengakui dirinya mengalami trauma yang cukup berat.

Rasa was-was dan takut pun kin terus menghantui dirinya, bilama melihat seseorang yang memiliki perawakan seperti ke-dua pelaku.

"Saya takut jujur kalau lihat atau ketemu orang baru," pungkasnya.

Peristiwa Serupa

Bidan di Sambas Jadi Korban Penganiayaan

Bidan berinisial RY (30) yang menjadi korban tindak pidana penganiayaan dan percobaan pemerkosaan terhadapnya di kediamannya di Poskesdes Desa Keraban Jaya, Kecamatan Subah. Insert: Tersangka
Bidan berinisial RY (30) yang menjadi korban tindak pidana penganiayaan dan percobaan pemerkosaan terhadapnya di kediamannya di Poskesdes Desa Keraban Jaya, Kecamatan Subah. Insert: Tersangka (TribunSambas.com/Dok. Polres Sambas)

Satu di antara bidan di Kabupaten Sambas menjadi korban penganiayaan, Senin (22/6/2020).

Bidan berinisial RY (30) juga menjadi korban percobaan pemerkosaan.

Peristiwa itu terjadi dikediamannya, di Poskesdes Desa Keraban Jaya, Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Fatah Maryunani saat di konfirmasi kebenaran hal itu, ia pun membenarkannya.

Fatah Maryunani membenarkan korban penganiayaan adalah berstatus PNS di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas.

"Benar, statusnya PNS tinggal di Poskesdes," ujarnya, Selasa (23/6/2020).

Lebih lanjut kata dr Fatah, di lokasi tersebut memang diketahui wilayahnya kurang aman.

"Daerah tersebut memang kurang aman," katanya.

Karena peristiwa tersebut, pihaknya juga sudah melaporkan kejadian itu kepada pihak berwajib.

Dan tadi malam kata dr Fatah tersangka pelaku penganiayaan sudah di tangkap oleh pihak kepolisian.


"Sudah, mungkin tadi malam Polisi sudah menangkapnya," kata Fatah Maryunani.

Karena kejadian tersebut, ia berharap agar nantinya ada hukuman yang berat kepada tersangka.

Kata dr Fatah, itu sebagai bentuk hukuman agar tersangka jera melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum.

"Tersangkanya harus dibikin jera, dan dihukum seberat-beratnya," tutupnya.

Saat ini, kata dr Fatah, korban RY juga sudah di rawat intensif di RSUD Sambas. (TribunJakarta.com/TribunPontianak)

(Tribunjakarta.Com)


Bidan Perawat Rumah Sakit Musibah


Loading...