Warga Bandung Diminta Waspada Chikungunya, Nyamuk Menggigit di Siang Hari

Warga Bandung Diminta Waspada Chikungunya, Nyamuk Menggigit di Siang Hari
Tribunjabar.id
Editor: Malda Teras Bandung —Jumat, 19 Juni 2020 11:29 WIB

Terasjabar.id - Warga Kota Bandung saat ini tidak hanya diserang demam berdarah tapi banyak juga yang terjangkit Chikungunya.

Kabid pencegahan dan pengendalian penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiani mengatakan demam berdarah dan Chikungunya sama berasal dari nyamuk.

"Chikungunya tidak terlalu berbahaya hanya sendi sakit tapi tidak mematikan," ujar Rosye melalui telepon, Kamis (18/6/2020).

Menurut Rosye banyak yang terjangkit Cikungunya tidak berobat ke dokter karena inkubasi virus hanya 3 hari sampai 7 hari.

"Jumlah penderita Chikungunya tidak sebanyak demam berdarah karena jarang ke rumah sakit atau puskesmas, hanya baru sadar cikungunya setelah sendi sakit," ujarnya.

Rosye enggan berkomentar saat dikonfirmasikan dua kepala Dinas Pemkot Bandung terjangkit Chikungunya.

"Saya kurang tahu ya," ujarnya.

Sementara Kepala UPT Puskesmas Pasirkaliki dr Deborah Ratu mengatakan, yang berobat ke Puskesmas karena chikungunya hanya enam orang.

Menurut Deborah, pandemi COVID19 menjadi fokus masalah kesehatan saat ini, tetapi penyakit lainnya juga perlu diwaspadai seperti Chikungunya.

Chikungunya adalah penyakit disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui nyamuk Aedes aegypti dan albopictus, dengan Aedes aegypti sebagai vektor utamanya.

Di Indonesia spesies nyamuk tersebut juga merupakan vektor penular Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia, sehingga kasus chikungunya seringkali ditemukan di daerah endemis DBD.
Chikungunya mempunyai masa inkubasi 2 – 14 hari.

Gejala klinis yang khas untuk chikungunya adalah demam tinggi, mengigil, sakit kepala, mual dan muntah, sakit perut, bintik-bintik merah di kulit terutama badan dan lengan, nyeri sendi.

"Gejala tersebut, selain nyeri sendi mirip dengan gejala demam berdarah dengue. Pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, tidak didapatkan renjatan (syok),' ujar Deborah.

Deborah mengatakan, Chikungunya merupakan penyakit yang bersifat self limiting diseases, artinya penderita dapat sembuh dengan sendirinya.

Siklus hidup nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus lengkap dalam waktu satu minggu atau lebih tergantung suhu, makanan, spesies dan faktor lainnya.

Menurut Deborah, nyamuk dewasa jantan umumnya hanya tahan hidup 6 – 7 hari.

Singkat hidupnya dan makanannya adalah cairan tumbuhan atau nektar, dan nyamuk betina dapat mencapai kurang lebih 2 minggu dan menghisap darah untuk produksi telur - telurnya.

"Umumnya nyamuk betina mempunyai daya terbang sejauh 50– 100 meter, kebiasaan menggigit siang hari saat manusia sedang melaksanakan aktifitas," ujarnya.

Nyamuk ini menyukai habitat untuk berkembangbiak pada air yang tidak berhubungan langsung dengan tanah.

Chikungunya merupakan salah satu penyakit menular yang berbasis lingkungan, misalnya daerah dengan kepadatan hunian yang tinggi, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti dari host (penjamu) seperti perilaku masyarakat misalnya menumpuk barang – barang bekas sehingga air tergenang dan dapat menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk serta daerah yang angka bebas jentik masih rendah.

Angka bebas jentik (ABJ) adalah persentase rumah atau bangunan yang bebas jentik, dihitung dengan cara jumlah rumah yang tidak ditemukan jentik dibagi dengan jumlah seluruh rumah yang diperiksa dikali 100%. Yang dimaksud dengan bangunan antara lain perkantoran, pabrik, rumah susun, dan tempat fas

ilitas umum yang dihitung berdasarkan satuan ruang bangunan/unit pengelolanya.

Pentingnya pemeriksaan setiap rumah oleh kader jentik melalui pemilik rumah yang memastikan bahwa tidak ada jentik di rumahnya meruoakan salah satu solusi dalam memutus mata rantai Chikungunya.

Oleh karena itu di masa meningkatnya kasus Chikungunya saat ini harus tetap melakukan 3 M plus yaitu salah satu caranya adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus yaitu menguras, seperti membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya serta dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding.

Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum serta mengubur barang bekas di dalam tanah dan agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang) barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk sedangkan Plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran atau talang air yang tidak lancar dan menanam tanaman pengusir nyamuk. (Tiah sm/Tribunjabar.id).




Nyamuk Chikungunya Siang


Loading...