Muhadjir Dukung Kombinasi 5 Obat Corona, Pakar Ragukan

Muhadjir Dukung Kombinasi 5 Obat Corona, Pakar Ragukan
MINEWS,ID
Editor: Malda Hot News —Rabu, 17 Juni 2020 11:01 WIB

Terasjabar.id -- 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah mendukung sepenuhnya tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, dalam hal pengembangan kombinasi lima obat untuk Covid-19.

Diketahui, tim peneliti Unair tengah mengembangkan lima obat yang dikombinasikan untuk mengobati Virus Corona.

"Saya sudah berdiskusi dengan tim (Peneliti Unair) mengenai langkah-langkah yang sudah dilakukan, dan kira-kira nanti apa yang diperlukan terutama yang perlu dukungan dari pemerintah, terutama berkaitan dengan proses," kata Muhadjir melalui siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (17/6).

Dalam rilis yang sama, pengembangan kombinasi obat ini juga didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Muhadjir memuji langkah para peneliti Unair ini dan menyebutnya sebagai "ide yang sangat brilian".


"Sehingga bisa memberikan kontribusi nyata dalam upaya kita untuk menangani Covid-19 terutama dalam mengurangi tingkat fatalitas yang di Indonesia ini masih tergolong tinggi," kata dia.

Dikutip dari laman news.unair.id, Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Dr. dr. Purwati, SpPD, K-PTI FINASIM menjelaskan, obat tersebut terdiri dari lima kombinasi regimen obat dari obat-obat yang sudah beredar di pasaran yakni:

1. Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne;
2. Lopinavir/ritonavir dengan doxycyline;
3. Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine;
4. Hydroxychloroquine dengan azithromicyne;
5. Hydroxychloroquine dengan doxycycline.
Diketahui, Lopinavir/Ritonavir merupakan obat yang digunakan dalam terapi antiretroviral untuk kasus HIV/AIDS; Azithromicyne digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada organ tubuh manusia; Doxycyline merupakan antibiotik untuk melawan infeksi;


Chlaritromycine, yang merupakan antibiotik dipakai untuk menyetop pertumbuhan bakteri; dan Hydroxychloroquine lazim digunakan untuk pengobatan malaria.

Meski begitu dijelaskan bahwa regimen kombinasi obat corona ini tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.

Sebelumnya, Rektor Unair Mohammad Nasih menyebut kombinasi lima obat itu sudah melalui uji toksisitas dan efektivitas pada tingkat sel.

Bentuknya, menumbuhkan berbagai jenis sel atau kultur sel yang merupakan target Virus Corona, seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, sel liver.

"Ditemukan bahwa regimen kombinasi obat ini telah mampu menghambat proses replikasi, meskipun virus ini diketahui memiliki proses replikasi yang cukup tinggi," kata dia, Jumat (12/6).

Terpisah, Eidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono meragukan hasil penelitian yang baru diujicobakan pada tingkat sel hewan dan dengan teknik kombinasi obat-obatan yang sudah tersedia yang disebutnya "seperti bikin puyer".

"Bagaimana mungkin hasil percobaan di tingkat sel hewan, lalu diklaim dapat dipakai pada manusia?" cetusnya.

"Rakyat Indonesia sekarang lebih cerdas bahwa percobaan di tingkat sel itu juga masih diragukan kebenaran dan metodologinya masih dipertanyakan, sebelum masuk ke percobaan pada manusia," imbuh Pandu.

Dia pun meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta organisasi profesi kedokteran untuk mengkritik metode ini.

"Kewarasan Ilmuwan Indonesia sedang diuji, organisasi profesi kedokteran dan BPOM harus berani memperingatkan ketidakwajaran dalam klaim yang tidak sesuai dengan kaidah keilmuan yang berlaku," tandasnya.

(tst/arh/CNN)

Muhadjir Virus Corona Obat Pembangunan Manusia


Loading...