Rapid Tes Maupun Tes Swab Sudah Mematuhi Prosedur yang Telah Ditetapkan WHO dan Kemenkes RI, Tes Masif Covid-19 Gencar di Pelosok Jabar, Warga Tak Usah Takut Ikut Tes

Rapid Tes Maupun Tes Swab Sudah Mematuhi Prosedur yang Telah Ditetapkan WHO dan Kemenkes RI, Tes Masif Covid-19 Gencar di Pelosok Jabar,  Warga Tak Usah Takut Ikut Tes
(muhamad syarif abdussalam/tribun jabar : Google)
Editor: Epenz Hot News —Minggu, 7 Juni 2020 12:45 WIB

Terasjabar.id - Wakil Sekretaris Gugus Tugas Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan pelaksanaan tes masif Covid-19 di Jabar, baik rapid test maupun tes swab, sudah mematuhi semua prosedur yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI.

Berli menyatakan dalam pedoman pencegahan pengendalian Covid-19 bagian strategi pencegahan dan pendendalian infeksi berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang disusun Kemenkes RI, sudah diatur secara rinci apa saja yang mesti dilakukan tenaga kesehatan (nakes).

Pertama, nakes harus menerapkan lima momen kebersihan tangan, yakni sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien.

"Momen kebersihan tangan itu berlaku juga saat pelaksanaan tes. Termasuk untuk menjaga sterilitas sarung tangan yang petugas. Sebelum dan setelah melakukan prosedur, selalu dilakukan sterilisasi dengan cairan antiseptik, seperti alkohol 70 persen atau sanitizer berbasis alkohol," kata Berli melalui ponsel, Minggu (7/6/2020).

Menurut Berli, Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan nakes saat pelaksanaan tes masif disesuaikan juga dengan potensi penularan.

Untuk pelaksaan rapid test, nakes yang bertugas memakai APD level 1. Berbeda tes swab, nakes akan memakai APD level 2, karena warga yang mengikuti tes berpotensi lebih besar terpapar SARS-CoV-2.

"APD yang disediakan setiap kegiatan tes masif disesuaikan dengan jumlah tenaga yang bertugas. APD terstandar minimal Level 1 untuk yang melakukan rapid test, sedangkan untuk yang melakukan tes swab minimal Level 2. Cara pemakaian dan pelepasan pun harus sesuai dengan pedoman yang ada," katanya.

Setelah pelaksanaan tes, pembersihan lingkungan, serta sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien akan dilakukan. Semua permukaan lingkungan akan dilap dengan air dan deterjen, serta disinfektan seperti hipoklorit atau etanol.

Berli menjelaskan, ada sejumlah kriteria yang mesti dipenuhi nakes untuk melaksanakan tes masif. Tidak semua nakes dapat mengambil spesimen. Hanya nakes yang sudah terlatih yang bisa terlibat dalam pelaksanaan tes masif.

"Nakes yang sudah terlatih sesuai bidang tugasnya masing-masing. Bukan hanya nakes, tetapi seluruh petugas yang bertugas semuanya harus sudah terlatih dan menguasai bidang tugasnya masing-masing. Misalnya waktu pengambilan sampel harus sesingkat mungkin, dan tanpa ada kontak fisik dengan yang diperiksa," ucapnya.

Berli juga memastikan, pengambilan spesimen, pengepakan spesimen, pengiriman spesimen, tata kelola rapid test antibodi dan rapid test antigen, dan konfirmasi laboratorium, tes masif di Jabar berjalan sesuai dengan pedoman dari Kemenkes RI.

Maka itu, Berli meminta warga Jabar untuk tidak takut mengikuti tes masif Covid-19. Karena tujuan dari tes masif adalah mencegah penyebaran Covid-19, mendapatkan peta persebaran Covid-19 yang komprehensif, membatasi ruang gerak SARS-CoV-2, melacak kontak terpapar Covid-19, dan mendeteksi keberadaan virus.

Pengetesan masif secara intens pun dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid19 Jawa Barat untuk membatasi ruang gerak Covid-19 dan melakukan penyekatan, sehingga penularanmya dapat dikendalikan terutama saat penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal.

Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian Massal, dan Manajemen Laboratorium, pada Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Siska Gerfianti, menyatakan pengetesan masif akan memobilisasi ambulans Puskesmas Keliling (Pusling) di 27 kabupaten/kota, yang jumlahnya mencapai 627, sebagai Mobile Covid-19 Test.

"Setiap kecamatan akan punya Mobile Covid-19 Test. Jadi, kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar Puskesmas Keliling yang ada di satu kecamatan menjadi Mobile Covid-19 Test," kata Siska.

Setiap Mobile Covid-19 Test akan dilengkapi dengan 100 alat rapid test. Pengetesan pun diprioritaskan di kerumunan-kerumunan. Siska mengatakan, peningkatan kewaspadaan dengan melakukan pengetesan masif via Mobile Covid-19 Test dapat menekan potensi persebaran Covid-19 yang membahayakan warga.

"Kegiatan ekonomi sudah mulai dibuka, tapi kami tetap memberikan pengawasan dan pelacakan. Masalahnya kerumunan adalah sumber penularan. Maka, Mobile Covid-19 Test ini menjadi pertahanan untuk tetap mengawasi kerumunan-kerumunan, sehingga tidak akan menjadi sumber penularan," ucapnya.

Siska mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar sedang menyiapkan skema penanganan Covid-19 berskala mikro atau tingkat kelurahan/desa, supaya pengendalian, pelacakan, dan pengawasan Covid-19 berjalan kian optimal.

"Untuk karantina mikro ini Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tetap berjalan, tetapi kami fokus untuk melokalisir pasien yang positif ini beserta kontak tracingnya. Dan kita lokalisasi di tingkat satuan terkecil, yaitu desa atau kelurahan," ucapnya.

Siska melaporkan, pihaknya mencatat sebanyak 267 desa dan kelurahan di Jabar memiliki pasien positif. Dari jumlah itu, kata ia, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar mencatat ada sekitar 54 desa kritis dengan catatan kasus positif Covid-19 lebih dari enam pasien per desa.

"Kami berharap, mudah-mudahan dengan persempitan, dilokalisasi, dan di arantina mikro, rantai penyebaran Covid-19 dapat diputus," ucapnya.



Disadur dari Tribunjabar.id

Pandemi Virus Corona Tes Masif Virus Corona Provinsi Jawa Barat Rapid Tes


Loading...