Trump Diam-diam Teken Perpres Perlindungan Kebebasan Beragama

Trump Diam-diam Teken Perpres Perlindungan Kebebasan Beragama
Editor: Malda Hot News —Kamis, 4 Juni 2020 13:09 WIB

Terasjabar.id -- Presiden Donald Trump diam-diam meneken perintah eksekutif yang menjadikan perlindungan kebebasan beragama di dunia sebagai prioritas kebijakan luar negeri Amerika Serikat, Rabu (3/6). Aturan itu ditandatangani ketika AS diguncang gelombang protes buntut kematian George Floyd.

Perintah eksekutif itu memerintahkan Kemlu AS mengambil langkah yang lebih konkret lagi menangani negara-negara yang diketahui melanggar kebebasan beragama terhadap rakyatnya.

AS menggelontorkan US$50 juta dana tambahan untuk membantu implementasi dari perintah eksekutif tersebut.

Perintah eksekutif itu dirilis oleh Gedung Putih di situs resminya. Aturan itu juga menyerukan seluruh diplomat AS untuk meningkatkan perhatian terkait kebebasan beragama dan diskriminasi dalam beragama dengan negara-negara mitra.

Tak seperti biasanya, Trump meneken perintah eksekutif itu secara tertutup tanpa menggelar acara peresmian.

Penandatanganan aturan eksekutif ini berlangsung sehari setelah Trump dan Ibu Negara Melania mengunjungi Gereja Episkopal St. John di Washington. Keduanya sempat berpose dan mengambil foto di depan gereja.

Foto Trump di depan gereja dengan buku Alkitab di tangannya menuai kritik hingga kecaman tajam dari publik, terutama pemuka agama Kristen dan Katolik di AS.

Sebab, lawatan itu dilakukan Trump ketika demonstrasi anti-rasisme berlangsung di AS, termasuk Washington. 

Gereja St. John, Washington, terletak di seberang Lafayette Park yang menghadap langsung ke Gedung Putih. Gereja itu menjadi titik panas protes anti-rasial dan solidaritas terhadap kematian warga kulit hitam AS, George Floyd, selama beberapa hari terakhir.

Pose Trump menuai kecaman sebab sebelum sang presiden meninjau lokasi itu, para demonstran yang tengah melakukan protes secara damai diusir oleh polisi dengan menggunakan gas air mata, semprotan merica, hingga peluru karet.
Tindakan represif itu dilakukan polisi demi mensterilkan area gereja sebelum sang presiden datang dan berfoto. Foto Trump tersebut pun langsung menuai kritik hingga kecaman tajam termasuk dari pemuka agama di AS.

"(Foto) itu traumatis dan sangat ofensif, dalam arti bahwa sesuatu yang sakral disalahgunakan untuk isyarat politik," kata Uskup Episkopal Washington Mariann Budde kepada stasiun radio NPR pada Selasa (2/6). (rds/dea/CNN)

DonaldTrump Amerika Serikat As


Loading...