Diskusi di UGM Batal karena Teror, 'Harus Diusut Tuntas'

Diskusi di UGM Batal karena Teror, 'Harus Diusut Tuntas'
(Suara.com/Ria Rizki : Google)
Editor: Epenz Hot News —Minggu, 31 Mei 2020 11:49 WIB

Terasjabar.id - Pembatalan diskusi di Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang berbuntut teror membuat berbagai kalangan angkat bicara tak terkecuali mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Melalui akun Twitter-nya @fahrihamzah, politikus kelahiran Nusa Tenggara Barat itu meminta pertanggungjawaban dari Presiden Joko Widodo atas adanya teror yang menyerang pihak kampus.

"Banyak yang mengatasnamakan presiden juga pak @jokowi harus membuat penjelasan, benar atau tidak?"

Menurut Fahri, kasus tersebut bisa jadi adalah bagian dari "operasi di bawah". Ia pun meminta agar hal itu bisa segera diusut tuntas karena dinilai telah mencoreng ilmu pengetahuan.

"Harus diusut tuntas adanya "operasi di bawah" yang melakukan teror kepada kampus," katanya via Twitter.

Fahri menilai hal semacam itu bukan hal baru. Selama beberapa waktu terakhir, pembatalan diskusi kerap terjadi di lingkungan kampus dan selalu beralasan demi menjaga stabilitas nasional.

Cuitan Fahri Hamzah soal teror diskusi di UGM (Twitter).
Cuitan Fahri Hamzah soal teror diskusi di UGM (Twitter).

"Mereka selalu pakai atas nama keamanan dan stabilitas," tulisnya.

Seperti diketahui, diskusi bertajuk "Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan" di UGM batal diadakan. Diskusi tersebut seyogyanya akan berlangsung pada hari Jumat (29/5/2020) pukul 14.00-16.00 WIB melalui Zoom.

Namun, acara tersebut dibatalkan karena dituding sebagai upaya melakukan makar. Tak hanya itu, panitia acara yakni pembicara, moderator, dan narahubung juga mendapatkan berbagai macam teror, salah satunya ancaman pembunuhan.

Adapun bentuk teror lain berupa pengiriman pemesanan ojek online ke kediaman, telepon, hingga adanya sejumlah orang misterius yang mendatangi kediaman mereka.

Disadur dari Suara.com

Universitas Gajah Mada Yogyakart Teror Diskusi Presiden Joko Widodo


Loading...