Fadli Zon Sebut Ngeri Lihat Kemarahan Tri Rismaharini, Ini Tanggapan Menohok Yunarto Wijaya

Fadli Zon Sebut Ngeri Lihat Kemarahan Tri Rismaharini, Ini Tanggapan Menohok Yunarto Wijaya
Surya/Tribunnews.com
Editor: Malda Hot News —Minggu, 31 Mei 2020 11:10 WIB

Terasjabar.id -- Begini reaksi Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya terkait komentar Fadli Zon soal ngamuknya Walikota Surabaya Tri Rismaharini gara-gara PCR.

Reaksi itu diungkap Yunarto Wijaya dengan mengomentari cuitan Fadli Zon

Menurut Fadli Zon, marahnya Bu Risma, panggilan karib Tri Rismaharini ini mengerikan.

Selain itu, disebutkan sang wakil ketum Gerindra, kemarahan Bu Risma ini seperti tak ada cara lain yang lebih elegan dalam menyelesaikan masalah.

Apalagi kemarahan Bu Risma ini diduga ditengarai karena dua mobil PCR yang sudah dipesan untuk Surabaya malah ditempatkan di wilayah lain yang bukan zona merah Covid-19.

Seperti diketahui, dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Bu Risma marah mengetahui dua mobil PCR dari BNPB yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.

Padahal, Bu Risma secara langsung telah berkoordinasi dan menghubungi berbagai pihak yang telah dimintai bantuan untuk mendatangkan mobil laboratorium tersebut.

Melihat hal tersebut, Bu Risma pun sudah melaporkanya ke Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

Demi memperkuat laporannya, Bu Risma bahkan sampai menunjukkan bukti chat WhatsApp antara dirinya dengan Doni Monardo.

Dalam chat tersebut terlihat jelas bahwa Bu Risma memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya.

Kemudian, Doni Monardo pun langsung menyanggupi dan berjanji akan mempercepat proses pengiriman.

"Teman-teman lihat sendiri kan, ini bukti permohonan saya dengan Pak Doni, jadi ini saya sendiri yang memohon kepada beliau. Kasihan pasien-pasien yang sudah menunggu,” kata Risma sambil menunjukkan chat dengan Doni di dapur umum, halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (29/5/2020).

Akan tetapi, kenyataannya mobil PCR itu malah dialihkan ke daerah lain, sehingga Surabaya tidak bisa menggunakan mobil tersebut.

Melihat hal terebut, Bu Risma tak dapat menyembunyikan kegeramannya.

Bu Risma pun langsung menelepon salah seseorang pejabat Pemprov Jatim sambil marah besar.

Ia tidak terima karena bantuan mobil laboratorium dialihkan untuk daerah lain, meski sama-sama masih ada di wilayah Jawa Timur.

Pasalnya, diantara semua wilayah di Jawa Timur, Surabaya lah yang paling tinggi angka kasus Covid-19 nya.

"Saya dapat (chat) WhatsApp Pak Doni Monardo kalau (mobil laboratorium) itu untuk Surabaya. Apa-apaan ini, kalau mau boikot jangan gitu caranya. Saya akan ngomong ini ke semua orang," kata Bu Risma dengan nada tinggi.

"Pak, saya enggak terima loh pak, betul saya enggak terima," ujar Risma di ujung telepon.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) Fadli Zon.
 Fadli Zon. (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

 

Sikap Bu Risma yang naik pitam itu pun dikomentari banyak pihak, tak terkecuali Fadli Zon.

Ia bahkan menulis kengerian atas sikap Bu Risma tersebut.

"Heran kok sering sekali mengamuk.

Emangnya “mengamuk” menyelesaikan masalah?

Apa tak ada cara lain ? Ngeri ah ..," tulis Fadli Zon.

Rupanya, cuitan Fadli Zon ini mengelitik unarto Wiajya.

Dalam akun Twitternya, Yunarto Wijaya justru balik menyindir Fadli Zon sambil berseloroh.

Menurutnya, meski Bu Risma disebut ngeri, tak akan sampai hati menculik Fadli Zon.

"Tenang gak akan diculik bang...," balas Yunarto Wijaya.

Klarifikasi dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Tanggapi Kematrahan Bu Risma

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebut, mobil laboratorium mesin Polymerase Chain Reaction (PCR) bantuan dari BNPB bukan dikhususkan untuk warga Surabaya, namun juga untuk tes warga terindikasi Covid-19 di daerah lain di Jawa Timur.

"Sesuai statmen kepala BNPB, mobil laboratorium dioperasikan di daerah-daerah di Jawa Timur yang membutuhkan tes swab," kata Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Suban Wahyudiono, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (29/5/2020).

Tujuan daerah tempat beroperasinya mobil laboratorium PCR, kata dia, sesuai analisa kebutuhan yang dilakukan tim rumpun kuratif.

"Mengapa hari ini mobil berada di Tulungagung, karena di daerah tersebut, jumlah PDP tertinggi kedua di Jatim sebanyak 588 PDP. Bahkan, di Tulungagung, 172 PDP meninggal dunia," ujar dia.

Tangkapan layar saat Risma marah besar karena mobil PCR bantuan dari BNPB dialihkan ke daerah lain, Jumat (29/5/2020).
Tangkapan layar saat Risma marah besar karena mobil PCR bantuan dari BNPB dialihkan ke daerah lain, Jumat (29/5/2020). (TRIBUNJATIM.COM/YUSRON NAUFAL PUTRA)

Sebelum 2 unit mobil laboratorium PCR datang, pihaknya mengaku juga berkirim surat kepada BNPB tertanggal 11 Mei 2020, untuk meminta 15 unit mesin PCR untuk meningkatkan kapasitas swab pasien terindikasi Covid-19 di Jawa Timur.

Selain berkirim surat, Gubernur Jatim, Pangdam V Brawijaya dan dirinya selaku Kepala Pelelaksana BPBD Jatim juga menghubungi langsung Kepala BNPB Doni Monardo terkait permintaan mesin PCR tersebut.

"Bahkan, sehari sebelum mobil datang, saya diberi nomor sopir dan tim medis yang ikut di mobil tersebut," ujar dia.

Pemkot Surabaya, kata dia, juga sempat berkirim surat ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur untuk meminta layanan swab dari mobil PCR pada 22 Mei.

Namun, surat tersebut belum dibalas karena mobil laboratorium PCR baru datang pada Rabu, 27 Mei 2020.

Akan tetapi Jumat siang, (29/5/2020), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini naik pitam saat mengetahui dua mobil PCR dari BNPB itu beroperasi di Lamongan dan Tulungagung.

Risma marah karena mengklaim mobil tersebut adalah bantuan khusus untuk Kota Surabaya.

Video Bu Risma sedang marah saat berbicara dengan pejabat BNPB viral di media sosial.

(Tribunjakarta.com)


Virus Corona FadliZon Surabaya Bu Risma Yunarto Wijaya


Loading...