Perang Dagang AS-China Pukul Harga Minyak Dunia Jatuh

Perang Dagang AS-China Pukul Harga Minyak Dunia Jatuh
Tribunjogja
Editor: Malda Hot News —Sabtu, 23 Mei 2020 10:55 WIB
Harga minyak mentah jatuh hingga 2,6 persen karena meningkatnya ketegangan dagang AS-China di tengah pandemi virus corona. (Reuters).
Terasjabar.id -- Harga minyak mentah dunia jatuh sampai 2,6 persen persen di tengah meningkatnya tensi ketegangan atau perang dagang AS dan China selama pandemi virus corona ini.

Mengutip Antara, Sabtu (23/5) pagi, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli turun US$0,93 per barel atau 2,6 persen menjadi US$35,13 per barel. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melorot US$0,67 atau 2 persen menjadi US$33,25 per barel.

Selain perang dagang, investor juga mengkhawatirkan permintaan bahan bakar pulih dari krisis virus corona. Permintaan bahan bakar anjlok dalam beberapa bulan terakhir karena kebijakan social distancing (jaga jarak) dan penutupan wilayah beberapa negara. Minyak baru mendaki setelah lockdown dilonggarkan.

Namun, itu pun cuma sebentar. Sebab, harga minyak kembali merosot setelah China mengungkapkan kekhawatiran ekonomi negara kedua terbesar di dunia karena virus corona, kemarin. Saking khawatirnya, China bahkan tidak akan mematok dan merilis angka pertumbuhan ekonomi pada tahun.

"Virus corona telah menghapus satu dekade pertumbuhan permintaan minyak global dan pemulihan akan berjalan lambat," ujar Analis PVM Stephen Brennock.

China juga memberlakukan undang-undangan keamanan nasional baru di Hong Kong, setelah kerusuhan pro-demokrasi tahun lalu. Seorang pejabat China menyebut hal ini
menarik perhatian dan reaksi sangat kuat dari Amerika Serikat.

Dalam sepekan ini, Brent dan WTI masing-masing naik 8 persen dan 13 persen, setelah sempat terjungkal hingga minus beberapa waktu lalu. Meski tren naik, sejumlah analis pesimis kenaikannya dapat bertahan lama.

"Gelombang kedua virus corona bukan kemungkinan yang jauh. Babak baru penguncian wilayah dapat membuat harga minyak tersungkur kembali, bahkan ke tingkat yang jauh lebih rendah dan sangat cepat," terang Analis Rystad Energy Paola Rodriguez Masiu.

Harga minyak telah anjlok lebih dari 40 persen di sepanjang tahun ini. Rebound baru-baru ini sebagian karena upaya oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu untuk mengurangi pasokan. OPEC+ mengurangi pasokan dengan rekor 9,7 juta barel per hari mulai 1 Mei.

Jumlah rig AS, indikator produksi yang akan datang, turun 21 rig ke rekor terendah 318 rig minggu ini, menurut data perusahaan jasa energi Baker Hughes Co, data kembali ke tahun 1940.

Sementara itu, sebagai tanda berkurangnya kelebihan pasokan, persediaan minyak mentah AS turun minggu lalu.(CNN)

Virus Corona Amerika China


Loading...