Para penggembala menyerahkan dadung dan cambuk kepada tokoh adat untuk “dijampèan”, ya “didoaan”, kemudian diarak bersama hama tertentu menuju Bukit Situ Hyang sebagai simbol pembersihan dan penghapusan gangguan hama pada tanaman.
Maka bila “disurahan”, Pesta Dadung tidak hanya berfungsi sebagai ritual agraris, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya Sunda. Tradisi ini menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Bahkan Pesta Dadung sebagai bagian dari Identitas Bangsa bisa jadi salah satu daya tarik wisata.
Diharapkan seni tradisi Pesta Dadung ini tetap terjaga dan mendapat dukungan semua pihak.***
Editor: van