Oleh: A. Effendy Choirie // Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS)
Pendahuluan
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Ibu Tahun 2025 merupakan momentum reflektif sekaligus strategis untuk meneguhkan kembali nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas sosial, dan tanggung jawab negara dalam melindungi segenap warga bangsa. Tahun 2025 menjadi semakin bermakna karena peringatan ini berlangsung di tengah duka dan keprihatinan nasional atas berbagai bencana alam yang melanda wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Tragedi kemanusiaan ini menuntut kehadiran negara serta keterlibatan aktif masyarakat dalam semangat gotong royong dan kesetiakawanan sosial.
Makna Strategis HKSN dan Hari Ibu
HKSN menegaskan bahwa kesetiakawanan sosial merupakan fondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai kepedulian, empati, dan solidaritas harus terus dirawat sebagai kekuatan sosial bangsa Indonesia. Sementara itu, Hari Ibu mengandung pesan luhur tentang peran strategis perempuan dan ibu sebagai penjaga kehidupan, pendidik generasi, serta penguat ketahanan keluarga. Dalam konteks kebencanaan, nilai-nilai
tersebut menjadi pilar penting dalam proses pemulihan sosial dan kemanusiaan.
Bencana dan Tanggung Jawab Negara
Berbagai bencana yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh menegaskan kembali tanggung jawab konstitusional negara untuk melindungi seluruh warga negara. Penanganan darurat yang cepat, pemenuhan kebutuhan dasar korban, perlindungan kelompok rentan, serta rehabilitasi dan rekonstruksi yang berkeadilan harus menjadi prioritas utama. Negara juga perlu memastikan adanya pendampingan psikososial berkelanjutan agar para korban mampu bangkit dan melanjutkan kehidupan secara bermartabat.

















