Senada dengan itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri, Sidik Herman menekankan bahwa simposium ini bukan sekadar refleksi program, tetapi menjadi “gerbang menuju fase baru” untuk memperluas implementasi Lean Monozukuri.
“Kami berharap seluruh metodologi, praktik baik, dan model technical coaching yang telah dibangun bersama Jepang dapat terus diperluas dan diadaptasi oleh lebih banyak sektor industri nasional,” ungkap Sidik.
Program LeMMI 4.0 hingga tahun ini telah melibatkan 202 peserta dari 131 perusahaan industri manufaktur, dengan fokus kompetensi meliputi Lean Manufacturing, Lean Monozukuri, smart maintenance berbasis IoT, hingga penerapan otomasi industri secara bertahap dan berkelanjutan.
Director of Asia and Pacific Division, Trade Policy Bureau, METI Jepang Hata Yumiko mengapresiasi keberhasilan implementasi LeMMI 4.0 di Indonesia.
“Setiap peserta LeMMI 4.0 bukan hanya peserta pelatihan, melainkan kristalisasi kerja sama strategis Jepang–Indonesia dan penggerak perubahan bagi masa depan industri manufaktur Indonesia,” ungkapnya.
Perwakilan AOTS Jepang, Saito Kazuko, menambahkan harapannya agar program ini dapat terus berkelanjutan. “Kami berharap LeMMI 4.0 dapat berjalan secara mandiri dan semakin mengakar di Indonesia,” ujarnya.***














