Pengakuan Vishwashkumar Ramesh, Satu-Satunya Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Air India Flight 171

TERASJABAR.ID – Tragedi mengerikan menimpa Pesawat Air India Flight 171, sebuah Boeing 787-8 Dreamliner yang membawa 242 penumpang dan awak dari Ahmedabad, India, menuju London, Inggris. Pesawat ini jatuh sesaat setelah lepas landas pada Kamis, 12 Juni 2025, waktu setempat, di kawasan Meghani Nagar, dekat Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel, Ahmedabad. Dari 242 orang di dalamnya, hanya satu yang selamat: Vishwashkumar Ramesh, warga negara Inggris keturunan India yang duduk di kursi 11A. Berikut adalah kisah dramatis dan pengakuannya setelah selamat dari insiden tragis ini. Detik-Detik KecelakaanPesawat lepas landas sekitar pukul 13:38 waktu setempat (15:08 WIB) dan hanya mencapai ketinggian 625 kaki (190 meter) sebelum kehilangan kontak pada pukul 15:08:51 WIB. Sekitar 30 detik setelah lepas landas, pesawat menabrak sebuah bangunan asrama mahasiswa kedokteran, memicu ledakan besar dan kebakaran hebat. Vishwashkumar, pria berusia 40 tahun, menggambarkan momen itu sebagai pengalaman yang sangat cepat. Dari ranjang rumah sakit di Ahmedabad Civil Hospital, ia berkata, "Terdengar suara keras 30 detik setelah lepas landas... semuanya terjadi begitu cepat." Ia merasakan pesawat seperti tertahan di udara sebelum menabrak, dengan lampu kabin berkedip-kedip. Keajaiban di Kursi 11AVishwashkumar duduk di kursi 11A, dekat pintu keluar darurat di bagian depan kelas ekonomi. Bagian pesawat tempat ia berada mendarat di lantai dasar bangunan yang ditabrak, dan pintu darurat di dekatnya rusak akibat benturan. https://terasjabar.id/dibutuhkan-cepat-paskal-trijaya-food-bandung-buka-lowongan-kerja-dengan-gaji-rp-4-5-juta-per-bulan-buruan-lamar/ "Pintu itu pecah, dan saya melihat celah kecil untuk keluar," katanya. Dengan cepat, ia melepaskan sabuk pengaman, mendorong keluar melalui reruntuhan, dan berjalan tertatih-tatih menuju ambulans sambil asap mengepul dari puing-puing pesawat. Ia melihat awak kabin dan penumpang di sekitarnya tidak selamat. "Saya tidak tahu bagaimana saya hidup. Saya pikir saya akan mati," ujarnya, masih syok atas keajaiban itu.