Proses evakuasi jenazah Sugeng terkendala oleh kondisi cuaca buruk, termasuk kabut tebal, angin kencang, dan jarak pandang yang terbatas, serta lokasi penemuan yang berada di tebing curam. Oleh karena itu, evakuasi baru dapat dilakukan pada Jumat (25/4/2025) pagi demi keselamatan tim SAR.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Rima Kusuma Prasetyaningrum, menyatakan bahwa tim SAR menemukan payung milik Sugeng pada pukul 17.10 WIB sebelum akhirnya menemukan jenazahnya sekitar 17 menit kemudian.
Menurut informasi dari warga setempat, Sugeng dikenal sering mendaki Gunung Merbabu melalui jalur Timboa. Biasanya, ia singgah di basecamp untuk memberi tahu warga, namun pada pendakian terakhir ini, ia hanya menitipkan sepeda motor dan langsung naik setelah Salat Jumat. Sugeng juga diketahui sempat bertemu dengan enam pendaki lain di Pos 5, namun setelah badai melanda pada Sabtu (19/4/2025) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, keberadaannya tidak lagi diketahui.
Kejadian ini kembali mengingatkan bahaya mendaki melalui jalur ilegal. Pihak BTNGMb mengimbau para pendaki untuk selalu menggunakan jalur resmi, melapor ke basecamp, dan tidak mendaki seorang diri demi menjaga keselamatan dan kelestarian kawasan Gunung Merbabu.
Keluarga Sugeng, didampingi oleh rekan-rekan dari Dinas Kesehatan Temanggung, memantau proses pencarian di basecamp Timboa. Kabar duka ini menjadi pukulan berat bagi keluarga dan rekan kerja Sugeng, yang dikenal sebagai pendaki berpengalaman dan pejalan kaki jarak jauh setiap akhir pekan.