Menurut Yudian, di era digital dan arus globalisasi yang begitu cepat, berbagai tantangan terhadap eksistensi Pancasila kian nyata. Paham radikal, intoleransi, hingga hoaks dan ujaran kebencian di media sosial menjadi ancaman serius yang harus dihadapi bersama.
“Kemajuan tanpa arah ideologi akan mudah goyah. Karena itu, pembangunan bangsa harus berakar kuat pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial,” lanjutnya.
Amanat Kepala BPIP juga menyinggung program strategis Asta Cita — delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu prioritasnya adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.
Seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, diajak berperan aktif dalam membumikan Pancasila.
“Sekolah, kampus, kantor pemerintahan, hingga ruang digital harus menjadi wahana untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila. Dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi, dan saling menghargai tetap harus ditegakkan,” tuturnya.
Upacara ditandai penyerahan bantuan sosial fasilitasi pengembangan ekonomi masyarakat dalam program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Tahun 2025 dari Dinas Sosial Kabupaten Kuningan kepada sejumlah penerima manfaat.***
Editor: van