Benar saja, Linda bangkit dalam keadaan tidak wajar, berubah dari ibu penyayang menjadi sosok yang menakutkan dan mengancam anak-anaknya. Teror gaib pun melanda keluarga ini, membawa Ira dan Ari pada petualangan mencekam untuk mengungkap asal-usul kutukan tenung yang menghantui ibu mereka.
Cerita ini memadukan elemen horor mistis dengan drama keluarga yang emosional, menggali tema pengorbanan, kehilangan, dan ikatan ibu-anak. Latar budaya Indonesia yang kental, ditambah mitos lokal tentang kucing hitam dan ilmu hitam, membuat Tenung terasa dekat namun menyeramkan bagi penonton. Film ini juga menawarkan narasi yang tidak sepenuhnya fiksi, karena Risa Saraswati mengaku terinspirasi dari kejadian nyata di sekitarnya, menambah lapisan kengerian yang autentik.
Mengapa Tenung Wajib Ditonton?
- Nuansa Horor dan Emosi yang Seimbang: Tenung tidak hanya mengandalkan jumpscare, tetapi juga membangun ketegangan melalui konflik batin dan hubungan keluarga yang rumit. Kisah tentang pengorbanan dan ketakutan kehilangan orang tersayang akan membuat penonton terhubung secara emosional.
- Mitos Lokal yang Menyeramkan: Mitos jenazah yang dilompati kucing hitam menjadi inti cerita, menciptakan horor yang terasa dekat dengan budaya Indonesia. Risa Saraswati mengungkapkan bahwa mitos ini adalah salah satu ketakutan pribadinya, membuat cerita terasa lebih personal.
- Pemeran Berbakat: Aisyah Aqilah dan Emir Mahira membawa performa emosional sebagai kakak-adik yang berjuang melawan teror gaib, sementara Seroja Hafiedz sebagai Linda menghadirkan sosok ibu yang menyeramkan namun tragis.
- Penggarapan Berkualitas: Disutradarai oleh Rizal Mantovani, yang dikenal dengan pendekatan visual mencekam, Tenung menjanjikan sinematografi kelam dan suasana penuh misteri. Soundtrack “Cerita Kertas dan Pena” yang dinyanyikan oleh Risa Saraswati sendiri juga menambah daya tarik film ini.