TERASJABAR.ID – Salah satu tantangan nyata bagi pengguna motor listrik adalah kekhawatiran kehabisan daya di tengah perjalanan, apalagi di daerah yang belum banyak memiliki Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Berbeda dengan motor bensin yang bisa langsung diisi ulang dengan jeriken, motor listrik membutuhkan sumber daya listrik khusus yang tidak selalu tersedia di setiap lokasi.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, PLN bersama pemerintah telah memperluas pembangunan SPKLU di berbagai titik strategis, termasuk di rest area jalan tol dan area perkotaan.
Namun, penyebaran SPKLU di luar kota besar masih terbatas sehingga pengguna motor listrik perlu memperhitungkan rute dan daya tempuh sebelum memulai perjalanan.
Jika daya baterai habis di tengah jalan, maka motor tidak dapat melaju sama sekali dan harus dipindahkan menggunakan layanan derek atau towing.
Sayangnya, belum semua layanan derek memahami prosedur penanganan motor listrik, yang umumnya lebih sensitif dibanding motor berbahan bakar bensin.
Motor listrik memiliki komponen penggerak dan sistem elektronik yang rentan rusak jika dipaksa ditarik tanpa prosedur yang sesuai sehingga disarankan menggunakan towing model gendong.
Beberapa pabrikan seperti Gesits dan Viar menyarankan agar pengguna tidak memaksakan motor digunakan hingga daya benar-benar nol, dan segera mencari tempat isi ulang saat indikator baterai dibawah 20 persen.
Untuk menghindari mogok akibat baterai habis, pengendara motor listrik sebaiknya memahami kapasitas baterai, estimasi jarak tempuh, dan memanfaatkan aplikasi pemantau SPKLU seperti PLN Mobile.
Dengan perencanaan rute yang matang serta kebiasaan memeriksa daya secara rutin, pengalaman berkendara motor listrik bisa tetap aman, nyaman, dan bebas dari rasa cemas di jalan.***