Ketiga : Prinsip Tanggung Jawab Antar Generasi.
Seperti yang ditegaskan Hans Jonas dalam The Imperative of Responsibility (1984), tanggung jawab moral kita tidak hanya terhadap generasi sekarang, tetapi juga masa depan.
“Oleh karena itu, pembangunan Kuningan harus menjamin ketersediaan air bersih, udara segar, dan keanekaragaman hayati bagi anak cucu kita,” papar Musisi Tabuhan Nusantara ini.
Lebih jauh Yusup Oeblet mengatakan bahwa, Kabupaten Kuningan memiliki semua modal ekologis untuk menjadi contoh pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Namun semua potensi itu hanya akan bermakna jika dibarengi dengan keberanian untuk menempatkan etika ekologis sebagai dasar kebijakan publik, bukan sekadar pelengkap dokumen perencanaan.
Etika ekologis bukan hanya soal menjaga pohon dan sungai, tetapi tentang bagaimana kita, sebagai manusia, memaknai hidup dan pembangunan.
Kuningan memiliki peluang besar untuk membuktikan bahwa pembangunan berbasis nilai lebih kuat dari sekadar pembangunan berbasis angka.
Dan ketika itu berhasil, maka Kuningan bukan hanya menjadi kabupaten konservasi—tetapi pelopor peradaban ekologis di Indonesia.***