Selain itu, klinik akan menyediakan layanan produksi agar UMKM yang usahanya terhenti dapat melanjutkan kegiatan usahanya. Peralatan produksi sesuai kebutuhan akan difasilitasi melalui layanan ini.
“Klinik ini kita buat untuk melakukan pemetaan sekaligus mencari solusi agar UMKM di tiga provinsi, terutama di Aceh Tamiang, bisa hidup dan bangkit kembali,” katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya UMKM terdampak bencana, agar memprioritaskan penanganan rumah tangga dan lingkungan terlebih dahulu, tanpa terlalu terbebani oleh persoalan utang usaha.
“Kementerian UMKM bersama Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, dan OJK menyiapkan perangkat aturan dan kebijakan agar UMKM yang memiliki tanggungan kredit di bank dapat memperoleh relaksasi dan keringanan,” ujarnya.
Klinik UMKM Bangkit akan berdiri di 8 titik di tiga provinsi. Di Aceh, klinik berada di Banda Aceh, Pidie, Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Pidie Jaya.
Di Sumatera Utara, klinik berada di Medan dan Tapanuli Tengah, sementara di Sumatera Barat berada di Padang.
Lokasi-lokasi tersebut dipilih dengan mempertimbangkan letak wilayah dan jumlah personel. Meski demikian, setiap klinik akan melayani seluruh UMKM di wilayah terdampak di sekitarnya.
“Saya mohon Klinik UMKM Bangkit ini dijadikan rumah tempat berkumpulnya para UMKM di Aceh Tamiang. Jadikan klinik ini tempat mencari solusi. Insyaallah perangkatnya sudah disiapkan hingga ekonomi Aceh pulih dan normal kembali,” ujarnya.


















