Menurutnya, masalah tingginya pengangguran tidak lepas dari kegagalan pembangunan ekonomi di desa. “Harapannya Kopdes bisa menampung angkatan kerja dari desa,” ujarnya.
Menkop menekankan bahwa para CEO akan lebih diuntungkan jika produk dan jasa mereka dibeli oleh puluhan juta orang atau masyarakat dibandingkan hanya dikuasai oleh segelintir konglomerat.
Maka dari itu kolaborasi antara swasta dan BUMN dengan Koperasi untuk membangun ekosistem perekonomian yang berlandaskan kegotongroyongan dapat diwujudkan melalui Kopdes/Kel Merah Putih.
“Kami harap bapak-ibu CEO dapat bermitra dengan Kopdes Merah Putih. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi akan lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” katanya.
Setelah Kopdes/Kel Merah Putih beroperasi, nantinya akan berperan sebagai agen penyalur dan menjual barang kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat melalui gerai sembako ritel yang dikelola modern. Di sisi lain Kopdes/Kel Merah Putih akan menjadi offtaker dari hasil masyarakat desa.
“Fungsi lainnya adalah menjadi instrumen terbawah yang mampu mengefektifkan bantuan pemerintah pusat ke masyarakat paling bawah yang selama ini sering salah sasaran,” kata Menkop.
Oleh karena itu, Kemenkop dengan PT Agrinas Pangan Nusantara saat ini terus melakukan koordinasi untuk mengakselerasi pembangunan gudang, gerai, sarana dan fasilitas pendukung lainnya.
Sebagai upaya persiapan untuk mengoptimalkan operasionalisasi Kopdes/ Kel Merah Putih setelah aset fisik terbangun, Kementerian Koperasi (Kemenkop) sudah menjalankan program pelatihan peningkatan SDM pada pengelola dan pengurus Koperasi.












