TERASJABAR.ID – Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan iklim usaha yang semakin kondusif melalui penyederhanaan regulasi, pemberian insentif yang tepat sasaran, serta kepastian kebijakan jangka panjang.
Dengan dukungan tersebut, kapabilitas, inovasi, dan investasi dari sektor swasta diyakini akan menjadi motor utama yang membawa pembangunan nasional ke level yang lebih maju dan kompetitif.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih on-the-track, dimana pada Triwulan III-2025, perekonomian nasional tumbuh sebesar 5,04% (yoy).
PMI Manufaktur ekspansif di level 53,3 pada November 2025. IHSG mencapai 8.640, menjadi prospek untuk pengembangan sektor riil. Inflasi November 2025 sebesar 2,72% (yoy). Pertumbuhan Kredit Oktober 2025 sebesar 7,36% (yoy).
Keyakinan konsumen meningkat signifikan, dimana IKK 121,2 pada Oktober 2025. Belanja masyarakat juga terus menguat, dimana Mandiri Spending Index Mid sebesar 312,8 pada November 2025.
“Kita melihat dengan situasi seperti ini, serta geopolitik di kuartal pertama, dimana ketidakpastian tinggi dan di kuartal kedua Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif tinggi namun Indonesia berhasil negosiasi dari 32 turun ke 19 persen. Maka hampir seluruh isu headwind di tahun 2025 sudah price in di nilai rupiah kita, di saham kita, di tingkat suku bunga kita. Maka kami melihat pertumbuhan 2026 itu potensi upside risk lebih tinggi daripada downside risk. Indonesia melihat bahwa baseline daripada pertumbuhan 5,4 dari APBN. Sehingga tentu there is not much bad news will coming up in the next few years,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Metro TV Top CEO Awards 2025 di Jakarta.
Menko juga menyampaikan bahwa berbagai lembaga internasional seperti Bank Dunia dan IMF dalam pertemuan G20 di Afrika Selatan menilai prospek perekonomian global tahun depan lebih optimistis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.














