Di Indonesia, STY pernah dielu-elukan sebagai penyelamat sepak bola nasional. Tapi kini, di Korea Selatan, ia tak mampu bersaing di liga domestik. Kompetisi yang seharusnya jadi ladang pembuktian, justru memperlihatkan bahwa STY bukan lagi pelatih yang ditakuti.
ADVERTISEMENT
Pemecatan ini menjadi pertanda STY hanya mampu bersinar di panggung yang lebih kecil. Bahwa ketika tekanan dan ekspektasi di tanah sendiri meningkat, ia justru kehilangan arah.
Sudah waktunya publik Indonesia berhenti memuja masa lalu. STY bukan lagi juru selamat. Ia kini hanya pelatih yang gagal bersaing di liga sendiri. ***
Page 2 of 2