TERASJABAR.ID – Dua jempol diacungkan oleh Mahfud MD, mantan Menko Polhukam, sebagai bentuk apresiasi atas langkah Presiden Prabowo melakukan perombakan kabinet.
Mahfud menyebut keputusan cepat merespons kerusuhan dan aksi demonstrasi baru-baru ini sebagai sinyal positif bahwa Presiden mulai mendengar aspirasi masyarakat sipil.
Reshuffle ini dinilai penting karena kabinet sebelumnya belum memenuhi syarat membawa Indonesia lebih maju.
Mahfud menyebut tiga kriteria utama menteri yang ideal diataranya; kompetensi, integritas, dan rekam jejak.
“Tidak semua pergantian menteri karena kelemahan individu. Contohnya Bu Sri Mulyani, integritasnya baik, rekam jejaknya juga bagus. Tapi pergantiannya bisa jadi bagian dari kaderisasi atau memang permintaan pribadi,” ungkap Mahfud dalam Podcast Mahfud MD Official, yang tayang pada Senin malam 8 September 2025.
BACA JUGA: Ternyata, Pengganti Sri Mulyani Alumni ITB Kelahiran Bogor, Ini Kiprah Purbaya
Terkait pergantian Budi Gunawan serta Budi Arie, ia menyebut ada pertimbangan politik tertentu yang tidak semuanya tampak di publik.
Menurutnya, publik sempat terkejut dengan pencopotan BG, namun bisa saja alasannya strategis, bukan sekadar karena isu demonstrasi.
Ia menegaskan, kasus lama seperti dugaan korupsi di Kementerian Kominfo tetap harus dituntaskan agar publik percaya pada langkah hukum pemerintah.
Secara umum, Mahfud melihat reshuffle ini bukan semata-mata transaksi politik, melainkan upaya menempatkan orang yang lebih tepat di posisinya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa perombakan bisa berlanjut, mengingat Presiden pernah menyebut kemungkinan reshuffle berikutnya pada Oktober mendatang.
Bagi Mahfud, publik kini memiliki ekspektasi besar bahwa pemerintahan Prabowo serius melakukan perubahan signifikan, dan kunci utamanya ada pada menteri yang punya kompetensi, integritas, serta rekam jejak kuat.-***