Seminar dan pelatihan ini menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten di bidang budaya dan pelestarian heritage, di antaranya Ridwan Hutagalung, pendiri sekaligus pengasuh Komunitas Aleut yang dikenal konsisten merawat memori kota melalui kegiatan jalan kaki sejarah dan arsip narasi Bandung, serta Rina Oesman, budayawan dan pemerhati komunitas budaya Bandung yang aktif mendorong pemanfaatan teknologi dalam pelestarian warisan budaya. Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung turut memberikan perspektif kebijakan dan strategi pemerintah dalam mendukung Bandung sebagai Kota Warisan Dunia.
Diskusi dipandu oleh Raden Femi Diajeng Kencana, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie Batch 6, dengan fokus pada penguatan literasi komunikasi, strategi promosi heritage berbasis media digital, serta peran masyarakat dalam membangun narasi kota yang berkelanjutan dan berkarakter.
Ketua pelaksana kegiatan, Subchan Daragana, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada diskusi, tetapi juga pada peningkatan kapasitas peserta dalam memahami peran media sosial sebagai alat edukasi dan pelestarian budaya, bukan sekadar ruang hiburan. “Melalui pelatihan ini, kami berharap masyarakat mampu memproduksi konten digital yang informatif, historis, dan bertanggung jawab untuk mendukung Bandung sebagai kota warisan dunia,” ujarnya.
Sebagai penutup, panitia menyerahkan plakat penghargaan kepada para narasumber dan mitra kegiatan sebagai bentuk apresiasi atas kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan komunitas budaya. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan komitmen untuk mendorong kolaborasi berkelanjutan dalam pelestarian heritage Kota Bandung.
Melalui kegiatan ini, Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam pengabdian masyarakat, khususnya dalam penguatan identitas kota, literasi digital, dan komunikasi budaya yang relevan dengan tantangan zaman.***















