TERASJABAR.ID – Meskipun menelan kekalahan telak, wakil Bundesliga di Liga Champions, Eintracht Frankfurt, tidak menunjukkan rasa frustrasi berlebihan pada Rabu malam.
Lawan mereka, Liverpool, merupakan tim dengan valuasi mencapai €1,15 miliar, sedangkan musim ini baru saja dimulai.
Meski Frankfurt sudah kalah dua kali di fase grup Liga Champions, –masing-masing dari Liverpool dan Atletico Madrid dengan skor identik 1-5– mereka sebelumnya sempat tampil gemilang saat menaklukkan Galatasaray Istanbul dengan skor 5-1.
Menariknya, Liverpool sendiri gagal menang saat menghadapi klub asal Turki tersebut pada laga berikutnya.
Frankfurt sejatinya memulai pertandingan melawan Liverpool dengan baik.
BACA JUGA: Borussia Dortmund Tawarankan Kontrak Baru, Schlotterbeck Masih Menimbang Pilihan
Mereka unggul lebih dulu di menit ke-26 lewat serangan balik cepat yang dieksekusi dengan sempurna.
Namun, Liverpool mampu menyamakan kedudukan sembilan menit kemudian melalui skema serupa.
Dua gol berikutnya yang bersumber dari situasi bola mati kemudian membuat tuan rumah kehilangan momentum.
Virgil van Dijk membawa Liverpool unggul 2-1 setelah memanfaatkan umpan silang Andrew Robertson di menit ke-39.
Lima menit berselang, dalam situasi hampir identik namun dari sisi kanan, Ibrahima Konaté menanduk bola hasil umpan Dominik Szoboszlai untuk memperlebar keunggulan menjadi 3-1.
Kurangnya kesiapan Frankfurt dalam mengantisipasi ancaman dari pemain bertubuh tinggi seperti Van Dijk dan Konaté tampaknya tidak terlalu menjadi sorotan di kubu SGE.
Ansgar Knauff, yang kalah duel udara dari Konaté, menilai hal itu wajar karena perbedaan tinggi badan yang signifikan. Konaté unggul sekitar enam inci darinya.
Sementara Robin Koch dan Aurelé Amenda juga kesulitan menandingi timing lompatan Van Dijk.
Sementara itu, pelatih Dino Toppmöller mengatakan bahwa Liverpool memiliki pemain dengan postur tubuh besar sehingga pada titik tertentu timnya tidak lagi mampu menghentikan mereka.
Ia menilai dua gol dari situasi bola mati telah mengubah jalannya pertandingan dan membuat timnya kehilangan fokus serta kepercayaan diri.
Toppmöller menegaskan bahwa mereka harus bermain lebih baik di laga berikutnya.-***