Petunjuk ke Gunung Kuda
Satria, dengan hati yang telah dilunakkan oleh penderitaan mereka, memberikan satu petunjuk:
“Pergilah kalian ke arah utara, menuruni gunung hingga ke kaki Gunung Kuda. Di sana, carilah Sungai Cilebak dan seorang petapa bijak. Ia akan tunjukkan jalannya.”
Maka berangkatlah rombongan kampung, berjalan berhari-hari hingga sampai di lereng Gunung Kuda. Di sana mereka menemukan seorang orang pintar, pertapa sakti yang hidup menyendiri.
Pertapa itu pun bertapa kembali di puncak Gunung Kuda, memohon petunjuk dari langit dan bumi. Tiga hari kemudian, ia mendapat wangsit: di bawah bebatuan Gunung Kuda terdapat sebuah mata air panas—resapan dari kawah Gunung Ciremai yang telah disucikan oleh para leluhur.
Penemuan Sumur Seuseupan
Dengan petunjuk gaib, mereka menggali di lokasi yang ditunjuk. Asap hangat mengepul dari celah batuan, dan muncullah air panas yang mengalir jernih, mengandung belerang dan khasiat penyembuh. Tempat itu disebut “Sumur Seuseupan”, dari kata “seuseup” yang berarti uap atau asap hangat.
Penduduk kampung Padabeunghar mandi di sana, dan satu per satu penyakit mereka lenyap. Kulit mereka kembali bersih, luka sembuh, dan tubuh terasa ringan. Bahkan sang kakak, setelah minta maaf secara tulus kepada Satria, turut sembuh dari penderitaannya.