Di sekitar proyek masih terpasang sejumlah spanduk keluh kesah warga. Puluhan warga pun akhirnya membuang jembatan darurat dari kayu.
“Jujur, kami warga terdampak proyek drainase mangkrak kembali berteriak. Kapan proyek berlanjut pasalnya sekitar drainase rarujit dan jembatan darurat dari kayu sudah mulai rusak,” kata salah seorang warga di lokasi proyek sambil membetulkan spanduk yang lepas, Rabu (25/6/2025).
Didin, salah seorang tokoh masyarakat, mantan Kadus 4, Desa Rancaekekwetan membenarkan saat ini puluhan warga yang terdampak proyek drainase mangkrak kembali berteriak.
“Puluhan warga yang berteriak intinya meminta kepastian kapan proyek normalisasi drainase. Mereka ngeluh, selain benar-benar mengganggu aktivitas, mangkraknya proyek drainase juga mengganggu usaha dan mengundang kecelakaan,” kata Didin.
Diungkapkan Didin, ia yang telah mundur dari jabatan Kadus 4 gegara proyek drainase mangkrak sangat berharap proyek segera dilanjutkan demi kenyamanan dan keamanan warga, termasuk untuk mengantisipasi konflik.
Sementara itu, Cecep Suhendar, angggota DPRD Kabupaten Bandung, asal dapil 4 (Rancaekek) ketika dikonfirmasi mengatakan, proyek normalisasi kelanjutan pengerjaannya masih proses.
“Soal kelanjutan proyek normalisasi drainase di Rancabatok dalam proses APBD perubahan baru dibahas pekan depan,” kata Cecep, politisi Golkar yang sebelumnya pernah mengecek ke lokasi proyek.***