TERASJABAR.ID – Jumlah korban meninggal dunia dalam insiden pembacokan saat salat Subuh di Musala Al-Manar, Desa Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, kembali bertambah.
Salah seorang korban yang sebelumnya dirawat dalam kondisi kritis, Cipto Rahayu (60), akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Senin siang, 5 Mei 2025, setelah tujuh hari menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.
Cipto menjadi korban dalam tragedi yang mengguncang warga setempat, saat seorang pria lanjut usia, Sujito (67), secara membabi buta menyerang tiga tetangganya dengan senjata tajam di tengah suasana khusyuk salat Subuh berjemaah.
Dalam insiden tersebut, Abdul Aziz (63) yang merupakan Ketua RT setempat, meninggal dunia di lokasi kejadian.
Sementara dua korban lainnya, yakni istri Abdul Aziz, Arik Wijayanti (60), dan Cipto Rahayu mengalami luka serius di bagian kepala dan tangan, akibat sabetan senjata tajam pelaku.
Kapolres Bojonegoro melalui Kasat Reskrim, AKP Bayu Adjie Sudarmono, mengonfirmasi bahwa Cipto meninggal dunia pada pukul 14.55 WIB setelah seminggu dalam kondisi koma.
Keluarga korban mengaku sangat terpukul atas peristiwa ini. Mereka tidak menyangka bahwa musibah sebesar ini akan menimpa anggota keluarga mereka yang dikenal sebagai pribadi baik dan tak memiliki konflik dengan warga sekitar.
Dari keterangan pihak kepolisian, pembacokan yang dilakukan Sujito dilatarbelakangi oleh persoalan sengketa tanah.
Pelaku merasa sakit hati karena tanah miliknya akan dijadikan akses jalan umum, yang digagas oleh Ketua RT yang menjadi salah satu korban.