Menurut Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, kenaikan harga minyak dunia akan berdampak langsung pada Indonesia sebagai negara net importir minyak. “Jika eskalasi konflik meluas, harga minyak dunia bisa melampaui US$100 per barel, yang akan memengaruhi harga BBM domestik,” ujarnya.
Dampak pada Harga BBM di Indonesia
Kenaikan harga minyak dunia secara langsung memengaruhi biaya impor minyak Indonesia, yang pada 2024 mencapai 16,88 juta ton. Jika harga minyak dunia terus tinggi, pemerintah dihadapkan pada dua pilihan sulit: menaikkan harga BBM atau meningkatkan subsidi energi, yang dapat membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, menyatakan bahwa kenaikan harga minyak dunia akan diikuti oleh kenaikan harga BBM di Indonesia. “Sebagai net importir minyak, Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi harga minyak global. Kenaikan harga BBM akan memengaruhi biaya logistik dan distribusi, yang pada akhirnya dapat memicu inflasi,” katanya.
Pemerintah saat ini masih memantau situasi, dengan harga minyak mentah Indonesia (ICP) belum melebihi asumsi APBN 2025 sebesar US$82 per barel. Namun, jika harga minyak dunia terus melonjak, tekanan untuk menyesuaikan harga BBM, terutama yang nonsubsidi, akan semakin besar.