“Kami mendorong percepatan program makan bergizi gratis. Ini bisa disinergikan dengan peningkatan produksi pangan lokal, misalnya lewat pola intercropping di lahan perkebunan dan regenerative agriculture di lahan kritis,” tambah Fadli.
Delegasi DPN HKTI yang hadir pada sarasehan ekonomi bersama Presiden Prabowo Subianto terdiri dari Dr. Delima Azahari, Ir. Iriana Muadz, Drs. Manimbang Kahariady, Ir. Mulyono Machmur, MS., dan Dra. Anita Ariyani, juga mengusulkan akselerasi sektor riil. Caranya dengan memberikan stimulus fiskal dan nonfiskal, serta pemanfaatan Dana Keluar dan Pajak Ekspor dari BPDP untuk mendongkrak produktivitas petani.
Dalam sektor hilir, HKTI menekankan pentingnya pembangunan industri kecil berbasis koperasi petani. Ini mencakup pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) mini, pabrik minyak goreng, dan biodiesel.
“Hilirisasi CPO, karet, dan kopi harus dikuasai petani, bukan hanya perusahaan besar,” tegas Fadli.
HKTI melihat ada peluang besar dari pergeseran rantai pasok global akibat kebijakan dagang AS. Indonesia diminta aktif memanfaatkan celah ini agar petani lokal bisa menjadi basis produksi ekspor.