Jasmerah
Jika Saleh begitu respek terhadap para senior, itu karena ia adalah prajurit penganut paham “jasmerah”: Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Suatu hari ia pernah bertutur, “Saya membaca dari Sun Tzu, Napoleon Bonaparte, Jenderal McArthur, dan lain-lain, tetapi guru terbaik saya adalah para senior di TNI Angkatan Darat.”
Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto, misalnya, mematrikan ajaran yang sangat penting. Saleh bahkan bisa menyebutkan kalimat motivasi jenderal Prabowo dengan persis. “Jadilah prajurit menangan, jangan jadi prajurit kalahan. Apabila kau berpikir kalah, sesungguhnya kau sudah kalah.”
Masih ada lagi cambuk motivasi Prabowo yang diingat betul oleh Saleh. “Train hard fight easy. Berlatih dengan keras, pasti (akan) memenangkan pertempuran,” ujar Saleh menirukan lecutan penyemangat Jenderal Prabowo.
Berkat itu pula, Saleh berhasil melaksanakan penugasan di daerah-daerah rawan pasca keluar dari lingkungan Kopassus. Yang pertama, tahun 2013 – 2015. Ketika itu, Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo mengarahkannya menjadi Asisten Operasi (Asops) Kasdam VI/Mulawarman, mendadak berubah menjadi Asisten Operasi Kasdam Iskandar Muda (Aceh).
Pasca tugas di medan operasi Aceh, Saleh kembali ke markas baret merah. Setahun kemudian, Danjen Kopassus (ketika itu) Mayjen TNI Herindra menunjuk menjadi Danrem 101/Antasari di Banjarmasin, tetapi mendadak geser menjadi Danrem Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah.
Itu terjadi karena gugurnya Danrem 132 Tadulako Kolonel Inf Saiful Anwar saat operasi penumpasan kelompok sipil bersenjata di Poso (Satgas Tinombala). Dalam insiden jatuhnya helikopter itu, 12 prajurit lain juga gugur.
“Saya ditugaskan menggantikan posisi almarhum Saiful Anwar. Beliau lichting 1990. Senior saya. Alhamdulillah, dalam waktu tidak terlalu lama kami berhasil melumpuhkan Santoso, gembong teroris Poso bersama tiga teroris lain,” ujar Saleh.
Tugas di medan “panas” selanjutnya adalah menjabat Pangdam XVII/Cendrawasih, Papua. “Sebelum menempati pos baru sebagai Pangdam Cendrawasih, saya dipanggil khusus oleh Panglima TNI ketika itu, Jenderal Andika Perkasa, untuk diberikan arahan khusus terkait medan Papua,” kata Saleh.
Inspirasi lain adalah Letjen TNI Purn (alm) Dr (HC) Doni Monardo. “Beliau selalu mengajarkan ‘kita jaga alam, alam jaga kita’. Terinspirasi dari kecintaan almarhum terhadap pohon, alhamdulilllah kami telah menanam 40.000 pohon jati di Semplak, Bogor. Selain itu, menanam 10.000 pohon jati dan trembesi di Grup 1 Kopassus, sehingga pangkalan menjadi hijau dan indah,” kenang Saleh.
Tokoh lain yang menginspirasi Saleh adalah Jenderal TNI Pramono Edi Wibowo. “Pesan almarhum yang saya ingat betul adalah, ‘jangan jauh dari anggota. Semakin dekat dengan anggota, semakin cepat kau ketahui masalah’,” kata saleh menirukan petuah Pramono Edi.
Ah… tak terasa, catatan ini sudah lebih 15.000 karakter…. Maka, saya sekiankan catatan tentangmu, bro Saleh. Next time, jika ada senggang, ajaklah saya ngopi seraya kita menggali memori lama, agar kita tetap sehat dan awet muda….
SELAMAT ULANG TAHUN bro Saleh Mustafa. Komando !!! (*)