Dalil Tifa
Kembali ke Bro Saleh Mustafa. Kesan pertama saya terhadap Saleh adalah prajurit yang “tekun-santun”. Ditambah, murah senyum, gemar menyanyi.
Semakin intens berteman, sosoknya makin menarik. Tak hanya itu, saya sampai pada satu kesimpulan, Saleh adalah seorang jenderal yang membumi.
Saya spontan teringat sebuah nilai-nilai luhur budaya Ternate yang menyelimutinya sejak kecil hingga beranjak dewasa. Budaya yang saya maksud adalah “dalil tifa”.
Dalil Tifa merupakan bagian penting dari budaya Ternate yang berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai luhur dan ajaran agama dalam masyarakat. Ia berbentuk puisi lisan tradisional berisi nasihat keagamaan, disajikan dalam bentuk nyanyian diiringi alat musik tifa.
Umumnya, Dalil Tifa mengandung pesan nasihat yang bersifat religius, yang seringkali berfokus pada ajaran Islam. Fungsinya adalah sebagai petunjuk atau nasihat. Saya menyaksikan, nilai-nilai itu tertanam dalam di diri bro Saleh hingga hari ini.
Saya kutipkan salah satu Dalil Tifa yang cukup popular di tanah kelahiran Saleh Mustafa. “Moku-moku kore mie. Paga gudu yo sose gudu. Jaga doro laha-laha kara no toro. Afa mara sala doro. Juanga ruba toma luleo.”
Jika diterjemahkan, artinya: “Ombak angin selatan. Pecah jauh, bertebar jauh. Tunggulah ombak yang baik untuk kau ikut. Jangan sampai salah pilih. Bahtera hancur di genangan.”
Kiranya tak akan meleset jauh jika sebagai penulis saya beropini, Saleh Mustafa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai warisan para leluhur. Karenanya, bagi saya, Saleh Mustafa memaknai dengan baik ruh “Dalil Tifa”.