Salah seorang senior Kadin Jabar Herman Muchtar bahkan dengan lantang mengatakan bahwa Kadin Pusat tidak becus. Oleh karena itu, Herman meminta agar kehadiran Erwin Aksa dalam peremuan di Hotel Preanger tersebut bisa menjadi solisi. “Jabar jangan dijadikan ajang ribut terus. Saya berpengalaman 20 tahun jadi pengurus Kadin salah satunya ketika dipimpin oleh Pak Agung, tetapi baru sekarang ini ribut terus,” ujar Herman.
Yang menarik saat ketua Gabungan Pengusaha Sunda Ir Dony Mulyana Kurnia diberi kesempatan bicara. Sambil berurai air mata, Dony mengaku tidak rela tanah sunda dikoyak koyak. Dia yang mengaku pernah dipenjara karena membela Kadin berharap Erwin Aksa bisa menemukan jalan terbaik.
Sementara itu Ketua DPP Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik mengatakan, selama Kadin Jabar masih dualisme, tidak akan terjadi yang namanya guyub atau kompak. Secara legal juga sulit. Ini berpengaruh pada anggota yang kebingungan. Ning berharap Erwin Aksa bisa segera menyudahi konflik ini.
SESUAI AD ART DAN PO
Kesimpulanya, para pengurus kadinda kota/kabupaten dan para ALB kompak menyatakan bahwa Kadin Pusat dalam menyikapi dinamika Kadin Jabar ini harus menjadikan AD/ART dan PO organisasi sebagai pijakan atau pedoman utama.
Seperti diungkapkan Ketua Kadin Kab Garut, perwakilan Kota dan Kab Bogor, Bandung Barat, Indramayu dan beberapanALB bahwa Kadin Pusat tetap harus mengacu pada AD dan ART.
Mereka juga meyakini bahwa Muprov Bandung yang menghasilkan Nizar Sungkar sebagsi ketua, diselenggarakan sesuai dengan AD/ART. Mereka juga menegaskan tetap menganggap Agung Suryamal sebagai caretaker yang sah secara hukum.