TERASJABAR.ID – Banyak orang heran kenapa generasi Z terlihat cepat lelah padahal baru mulai kerja beberapa tahun.
Padahal, burnout bukan cuma soal umur atau lama kerja, tapi juga tekanan mental yang nggak selalu kelihatan.
Gen Z tumbuh di era digital yang serba cepat, serba bandingkan, dan penuh tuntutan dari segala arah.
Tekanan untuk selalu produktif bikin mereka sering merasa belum cukup, walau sudah kerja keras.
FOMO alias fear of missing out juga jadi pemicu stres yang terus menerus.
Media sosial bikin banyak Gen Z merasa tertinggal karena hidup orang lain tampak lebih “berhasil.”
Ditambah lagi, minimnya work-life balance dan ekspektasi tidak realistis dari tempat kerja bikin mereka makin tertekan.
Belum lagi beban finansial, lingkungan kerja yang kurang suportif, hingga ketidakjelasan masa depan.
Meski banyak yang terlihat santai di luar, nggak sedikit yang menyimpan kelelahan emosional mendalam.
Burnout bukan soal malas, tapi tanda bahwa mereka butuh ruang, dukungan, dan pendekatan kerja yang lebih manusiawi.***